Terpaksa Tidur Dengan Atasan Bapak

Terpaksa Tidur Dengan Atasan Bapak

last updateLast Updated : 2025-08-26
By:  El FurinjiOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Bapaknya dituduh menggelapkan uang perusahaan. Demi menyelamatkan Bapaknya agar tak dipenjara, Naura dipaksa tidur dengan bos mesum. Akankah Naura menyerahkan keperawanannya pada lelaki yang tak dikenal, atau justru tega membiarkan orang tuanya membusuk di penjara?

View More

Chapter 1

Part 1

“Tidur denganku atau orang tuamu akan membusuk dipenjara!”

Naura terperanjat mendengar ancaman Azka. Sebagai seorang anak, dia tak rela jika Bapaknya dipenjara, tapi untuk menyerahkan kesucian yang selama ini dijaga bukan pilihan yang baik.

Semua itu terjadi karena Rendy, orang tua Naura dituduh menggelapkan setengah milyar uang perusahaan. Sebenarnya Rendy tak melakukan hal itu, tapi seseorang telah menjebaknya.

“Bagaimana kalau aku cicil saja! Saat ini aku bekerja, pasti akan bisa mengumpulkan uang itu dalam waktu cepat,” celetuk Naura mencoba mencari jalan keluar.

Azka tersenyum sinis. “Aku tidak sedang memberimu pilihan!”

Mendengar anak gadisnya diintimidasi, amarah Rendy seketika meluap. “Abaikan saja orang gila itu, Na! Tak masalah Bapak dipenjara karena sesuatu yang tak Bapak lakukan. Yang terpenting pertahankan harga dirimu!”

Dulu Rendy sangat menghormati Azka sebagai bos di tempatnya bekerja, tapi kali ini rasa hormatnya menguap karena lelaki itu sudah merendahkan harga diri anak gadisnya.

“Baiklah kalau begitu. Nikmati saja dinginnya lantai penjara!” sahut Azka sinis. Detik berikutnya lelaki muda itu bangkit, berdiri lalu pergi. Namun, baru tiga langkah kakinya terayun, Naura langsung berteriak.

“Tunggu!”

Azka menghentikan langkah lalu menoleh. Senyum kemenangan jelas terukir di wajah lelaki itu. Dia sangat yakin Naura akan menyerah.

“Apa ada jaminan jika aku ikut denganmu, kamu akan melepaskan Bapak?” tanya Naura dengan sepasang mata menatap nanar.

Bayang kelam akan masa depan perlahan mulai menghantui pikiran. Bagi Naura, kesucian adalah nilai tertinggi dari seorang perempuan. Jika sudah tak memilikinya, diri tak berharga sama sekali.

“Tentu saja! Kamu bisa pegang ucapanku!” sahut Azka semringah.

Naura tak terlalu yakin dengan ucapan Azka, tapi saat ini tak memiliki pilihan yang lebih baik ketimbang mengikuti kemauan lelaki itu.

“Baiklah! Aku ikut denganmu!” Naura memberanikan diri mengambil keputusan yang bertentangan dengan hati nurani. Semua itu dilakukan demi kebebasan Bapaknya.

“Naura ... jangan, Na!” teriak Lina histeris. Sejak tadi perempuan paruh baya itu hanya menangis sesenggukan saking bingungnya mau berbuat apa. Sebagai seorang istri, dia tak mau suaminya dipenjara, tapi sebagai seorang ibu, dia tak setuju anak gadisnya menjadi nista.

“Tak perlu seperti itu, Na! Bapak tak rela kamu dilecehkan!” sambar Rendy cepat. Dia berpikir lebih baik mati dipenjara daripada harus melihat masa depan anak gadisnya hancur.

“Enggak usah banyak drama. Buang-buang waktu saja!” gerutu Azka yang merasa dipermainkan.

Naura menghela nafas berat. Sebentar kemudian dia bangkit kemudian mendekati kedua orang tuanya. “Sudahlah, Pak, Bu! Ini sudah takdirku.”

“Tapi, Na ... “

“Enggak apa-apa, Bu! Aku sudah ikhlas,” sahut Naura tak berdaya.

Tangis Lina kembali pecah. Dia langsung memeluk erat anak semata wayangnya. Tak ada yang bisa diucapkan selain kata maaf yang berkali-kali. Sebagai orang tua, dia merasa gagal melindungi anaknya.

“Pak, Bu, aku pergi dulu,” pamit Naura setelah pelukan terurai.

Sesaat kemudian Naura mendekati Azka lalu mendahului lelaki itu melangkah keluar, sementara Rendy dan Lina hanya mampu menatap nanar pada anak gadisnya yang pergi menebus kesalahan yang tak pernah dilakukan.

***

Azka membawa Naura ke rumahnya. Bik Warti yang membukakan pintu tak kaget melihat majikannya pulang bersama perempuan yang berbeda dari hari sebelumnya. Pemandangan seperti itu sudah sering terjadi sejak dua tahun yang lalu.

Dulu Azka lelaki baik, tapi sejak dikhianati tunangannya, perangainya langsung berubah. Dia kerap membawa pulang perempuan ke rumah pribadinya hanya untuk kesenangan lalu membuang setelah bosan.

“Tolong bikinkan kopi, Bik! Taruh di meja teras!” perintah Azka saat memasuki rumah.

“Iya, Tuan!” sahut Bik Warti. Sebelum kembali ke dapur, perempuan itu sempat mengamati Naura yang terlihat berbeda dari semua perempuan yang pernah Azka bawa pulang. Pakaian yang tertutup dan wajah yang diselimuti mendung membuat Bik Warti mengernyitkan kening.

Naura masih berdiri di depan pintu setelah Bik Warti pergi. Keraguan perlahan menyelinap di hati gadis itu. Satu sisi ingin pergi mempertahankan kesucian, tapi di sisi lain ingin berkorban demi Bapaknya.

“Kalau ragu kamu boleh pergi, tapi semua ada konsekuensinya!” ucap Azka mencoba menerka iso kepala gadis itu.

Naura memejam sejenak lalu menarik nafas panjang. Dibulatkan tekad untuk berkorban demi orang tua, meski dirinya harus menjadi nista.

“Aku siap,” sahut Naura nyaris tanpa ekspresi.

Sesaat kemudian Naura mengekori langkah Azka yang lebih dulu terayun memasuki rumah. Satu per satu anak tangga dipijak hingga akhirnya mereka berhenti di depan sebuah kamar.

Masuk!” Azka membuka pintu.

Tak menyahut, Naura menuruti perintah itu. Ekor matanya mengitari semua penjuru ruangan yang didominasi warna putih bersih, sangat kontras dengan kelakuan si pemilik kamar.

Azka melangkah mendekati lemari lalu mengambil handuk dan diberikan pada Naura. “Bersihkan tubuhmu! Setengah jam lagi aku kembali dan kamu harus sudah siap!”

Sekali lagi Naura tak menyahut. Dia memilih menuruti perintah itu tanpa harus banyak tanya. Biar bagaimanapun, saat ini raganya telah tergadai oleh keadaan.

***

Setengah jam telah berlalu dan Azka sudah kembali ke kamar. Pandangannya langsung tertuju pada gadis berwajah sembab yang duduk di tepian ranjang. Senyum penuh hasrat terpancar dari sudut bibirnya saat memindai kecantikan Naura. Dia langsung mengunci pintu dan mendekati gadis itu.

“Kamu sudah siap?” tanya Azka.

Naura menoleh. Ketakutan kembali mendera saat melihat sorot mata Azka yang siap mengoyak harga dirinya.

“Aku masih perawan. Apa kamu tidak kasihan padaku?” ucap Naura memelas. Jauh di dalam lubuk hati, dia masih berharap Azka melepaskannya.

“Apa peduliku?” sahut Azka ketus.

Tubuh Naura gemetar saat Azka memegang kedua bahunya lalu membantu berdiri. Dia memejam sambil menggigit bibir bawah berusaha meredam perih. Dari sudut matanya bulir bening mulai menetes hingga membasahi wajah.

Naura hanya bisa pasrah saat Azka sedikit mengangkat dagunya. Nyeri kembali mendera hati seiring hawa hangat mulai menyapu wajah. Dia benar-benar putus asa meski nurani tak rela kesucian yang selama ini dijaga mati-matian, sebentar lagi akan hilang tak bertuan.

Tuhan ... tolong aku, gumam Naura di detik terakhir perjuangan.

Belum sempat Azka mengecup bibir ranum di depannya, hasrat mendadak hilang saat mendengar bunyi gedoran pintu berkali-kali.

“Mas Azka! Buka pintunya!”

“Azka! Cepat buka pintu apa Mama dobrak!”

“Shiit!” Azka mengumpat, melampiaskan kemarahannya. “cepat sembunyi!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status