Pintu rumah terbuka hampir bersamaan. Wendy masuk sedikit menunduk, tangannya menopang lengan Sky. Remaja itu sedikit kepayahan, meringis manahan nyeri tiap kali kakinya melangkah. Meski tentu saja ia berusaha terlihat santai.Reya yang baru saja sampai, langsung kaget. Matanya melebar, nafasnya tercekat. “Sky? Kenapa ini?” Suaranya panik, tas kerjanya bahkan nyaris jatuh dari bahu.“It’s okay, Mom. Just a small bruise. Nothing serious.” Sky buru-buru mencoba menenangkan, tapi Wendy tetap setia memapahnya sampai ke sofa.Reya sudah tidak mau dengar alasan apapun. Ia menarik Sky duduk. “Mana yang sakit?” tanyanya khawatir. Ia menyingkirkan tangan Sky yang memegangi perut lalu menyingkap kaos Sky. “Memar dikit apanya? Ini merah banget,” pekiknya panik. Tangannya gemetar saat menyentuh. “Sudah diobati belum?”“Udah,” jawab Wendy cepat, mencoba menenangkan. “Tadi langsung gue bawa ke klinik.”Reya mendesah, menatap Wendy sekilas, lalu kembali fokus ke luka Sky. Raut wajahnya penuh cemas.
Terakhir Diperbarui : 2025-10-18 Baca selengkapnya