Mama hanya menatapku tanpa menjawab. Tapi aku tahu, sebentar lagi dia pasti akan meledak."Mama nggak duduk? Apa nggak capek, berdiri aja?" rayuku dengan wajah yang manis.Aku bergegas membereskan barang-barang yang tergeletak tak karuan di sofa, lalu mengelapnya menggunakan telapak tangan. "Sini Ma, duduk," pintaku dengan suara lembut.Mama tidak merespon, ia hanya menatapku tajam. Lubang hidungnya bahkan terlihat kembang kempis seperti menahan amarah besar. "Kamu menyuruh Mama duduk di tempat itu?!" ujarnya dengan rahang mengerat.Aku melirik sofa yang penuh dengan aneka barang. Kursi itu memang tak tampak seperti layaknya tempat duduk. Entah sejak kapan aku menjadikannya sebagai rak tempat penyimpanan barang. Baju, buku-buku, bekas kotak makan, bahkan parfum dan segala jenisnya ada di sana.Aku menggaruk kepala sambil tersenyum. "Itu... Udah Erika bersihin, kok Ma."Mama menaikkan kedua tangannya di pinggang, lalu sedetik kemudian..."Kamu itu anak gadis, Erika!" teriaknya. Suaran
Terakhir Diperbarui : 2025-09-26 Baca selengkapnya