Di dapur sederhana itu, Bima mulai menyiapkan alat-alatnya. Panci kecil dari tanah liat, air yang jernih, dan tungku gas dengan api kecil. Ia meletakkan Akar Bintang Malam di atas talenan, lalu dengan pisau tajam, ia mulai memotongnya menjadi irisan-irisan tipis. Setiap irisan setebal kertas, sempurna dan seragam. Paman Liu menatap kagum. "Ketebalan yang konsisten, ini butuh keahlian tingkat tinggi." Bima tidak menjawab, ia hanya tersenyum sembari memasukkan irisan-irisan itu ke dalam panci, lalu menuangkan air hingga setengah penuh. "Api kecil dulu," Bima bergumam sambil menyalakan tungku. "Tiga puluh menit untuk ekstraksi awal." Ia duduk bersila di depan tungku, menutup mata, dan mulai mengatur napasnya. Paman Liu mengernyit. "Apa yang kamu lakukan, Bima?" "Mengalirkan energi Mana," Bima menjawab tanpa membuka mata. "Akar Bintang Malam hanya akan mengeluarkan khasiat maksimalnya kalau diolah dengan energi spiritual. Kalau hanya direbus biasa, efeknya hanya separuh."
Last Updated : 2025-11-02 Read more