Setelah lama mereka berbincang, suasana mulai terasa tenang. Jam dinding sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam. Ajeng melirik ke arah jam itu, lalu menghela napas kecil.“Luk… aku pamit dulu, ya. Soalnya malam ini aku masuk kerja,” katanya sambil merapikan tas kecilnya.Luki langsung menatapnya. “Sekarang? Malem banget, Mbak.”Ajeng tersenyum lembut, berusaha menenangkan. “Iya, shift-ku emang malam. Udah biasa kok.”Luki sempat ingin menahan, tapi ia tahu tak bisa memaksa. “Ya udah deh, kalau gitu… hati-hati di jalan, Mbak. Jangan pulang terlalu larut, ya.”Ajeng mengangguk, menatap Luki dengan sorot mata hangat. “Iya, Luk. Makasih udah dengerin aku malam ini.”“Serius, Mbak,” kata Luki lagi dengan nada tulus. “Jaga diri baik-baik, ya. Dan… jaga hati juga.”Ajeng sempat terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. “Heh… jaga hati, ya?” katanya pelan, seperti menahan sesuatu di dadanya. “Iya, Luk. Aku janji.”Setelah itu, Ajeng berjalan pelan ke luar rumah. Dari balik jendela, Luki m
Last Updated : 2025-10-08 Read more