Rabu pagi itu, suasana di puskesmas sudah cukup ramai, dipenuhi oleh berbagai aroma khas antiseptik yang bercampur dengan tangis bayi yang bersahut-sahutan. Ruang tunggu imunisasi dipenuhi oleh para ibu yang terlihat cemas namun penuh harapan. Dina duduk di bangku panjang dekat dinding, kedua bahunya sedikit tegang, menandakan betapa besar perhatian dan kekhawatirannya terhadap ketiga buah hatinya. Di sampingnya, Aini menggendong Rayan dengan lembut, sementara Revan berada dalam gendongan Dina, terlihat mengantuk namun tetap waspada. Alya, si bungsu, terbaring tenang di dalam stroller, tertidur pulas seolah tidak terganggu oleh hiruk-pikuk di sekitarnya.“Namanya siapa, Bu?” tanya bidan yang bertugas sambil mengecek buku KIA dengan teliti. “Rayan, Revan, dan Alya, Bu,” jawab Dina dengan cepat, nada suaranya menggambarkan kebanggaan. “Kembar tiga.” Bidan itu mengangkat wajahnya, matanya membesar sesaat, lalu tersenyum lebar. “Masya Allah… kembar tiga ya, Bu. Ini jarang-jarang ter
Huling Na-update : 2025-12-23 Magbasa pa