Di ruang makan yang sederhana, cahaya lampu kuning temaram menyinari meja makan bundar. Endang, ibu Dinda, baru saja menyelesaikan sayur sop kesukaan anaknya. Ia memanggil Dinda yang sejak sore hanya berdiam diri di kamar.Endang melangkah mendekati pintu kamar Dinda dan mengetuk pintu kamar dengan lembut.Tok... Tok...“Din, makan dulu, Nak,” ujar Endang lembut dari balik pintu kamar.Beberapa menit kemudian, Dinda keluar. Wajahnya masih sembab. Tapi ia berusaha tersenyum, berpura-pura tegar. Ia duduk di kursi makan dan mulai menyendok nasi ke piring."Ayo makan. Kita hanya berdua. Danang keluar," kata mamanya.Mereka makan dalam diam. Hanya suara sendok yang sesekali menyentuh pinggir piring. Tapi suasana hening itu pecah, ketika tiba-tiba... air mata Dinda menetes, jatuh ke piringnya.Sendok di tangannya gemetar, lalu diletakkan perlahan. Bahunya naik-turun menahan isak, namun tak mampu lagi disembunyikan.Endang menoleh, kaget. “Dinda...?”Dinda menunduk, mencoba mengusap air mata
Last Updated : 2025-09-03 Read more