Sore itu, hujan baru saja reda. Sisa gerimis masih menetes dari ujung genting, menciptakan udara lembap bercampur aroma tanah basah. Langit berwarna kelabu keunguan, dan cahaya lampu teras mulai menyala, menambah kesan senja yang muram.Aini berdiri di depan rumah, menatap langit yang mulai remang. Dari kejauhan, tampak sosok Deni berjalan sambil membawa kantong plastik besar, dengan ransel yang menggantung di pundaknya.“Bunda…” sapa Deni begitu tiba.“Alhamdulillah, kamu sudah sampai, Nak. Hujan dari tadi deras banget,” kata Aini lega.“Hujan sepanjang jalan, Bun. Ini, Bun,” kata Deni sambil menunjukkan bungkusan di tangannya.“Makanan kampung yang Dina pesan, Den?” “Iya, Bun. Ada lemang, wajik, dan serundeng. Lengkap, kan?”“Wah, Dina pasti senang. Dia lagi di mana?” tanya Aini.“Kak Dina tidur?” tanya Deni.“Enggak sih, tadi Bunda lihat dia tiduran di kamar. Mungkin kecapekan,” jawab Aini.“Kak Dina belum tahu aku datang, kan?” tanya Deni.“Belum. Sana, kejutin kakakmu,” sahut bu
Last Updated : 2025-10-21 Read more