All Chapters of Balas Dendam Tuan Muda Sampah: Menjadi Dokter Ilahi: Chapter 301 - Chapter 310

"Saya datang ke sini untuk menghadiri Konferensi Pertukaran Ramuan Pengobatan Tradisional yang sangat penting itu," Lerina Wayne menjawab dengan nada yang sedikit khawatir. Jejak kekhawatiran yang cukup jelas muncul di antara alisnya yang melengkung sempurna ketika dia menghela napas panjang. "Saya berharap bisa membeli beberapa resep obat tradisional yang bagus dan berkualitas tinggi untuk perusahaan kita!" Ekspresi wajahnya berubah sedikit murung ketika dia melanjutkan, "Produk-produk Wayne Pharmaceutical Group kita sayangnya tidak begitu bagus dan tidak terlalu laku di pasaran sekarang! Penjualan terus menurun dengan sangat mengkhawatirkan!" "Oh, begitu..." Ryan Wayne mengangguk dengan ekspresi yang menjadi sangat serius. Keningnya berkerut dalam mendengar kabar buruk itu. 'Di kehidupan sebelumnya,' kenang Ryan Wayne dengan perasaan yang sangat gelap. 'Grup farmasi milik Keluarga Coux di Leaflet tiba-tiba memperoleh banyak resep obat tradisional yang sangat berharga dan berkual

'Bram Coux adalah tuan muda brengsek nomor satu yang sangat terkenal di Leaflet,' pikir Lerina dengan ketakutan yang luar biasa. 'Dia melakukan segala macam kejahatan tanpa rasa takut! Apa yang akan terjadi padaku jika aku dipaksa ikut dengannya?' Wajah Lerina Wayne berubah sangat pucat karena ketakutan yang luar biasa mendalam. Beberapa anggota staf yang datang bersama Lerina Wayne dari perusahaan melihat majikan mereka dalam bahaya. Dengan sangat berani, mereka melangkah maju untuk membujuk dan mencoba menolong. Namun pengikut Bram Coux sama sekali tidak memberi mereka muka—malah dengan sangat brutal menendang mereka semua hingga jatuh tersungkur ke lantai dengan keras. Untuk sesaat, para karyawan Wayne Pharmaceutical Group itu tercengang total dan sangat ketakutan. Mereka memang terbiasa berkelahi di dunia bisnis yang keras dan terlibat dalam berbagai taktik penipuan serta negosiasi yang rumit, tetapi bagaimana mungkin mereka pernah melihat kekerasan fisik yang sangat bruta

Semua orang yang mendengar suara itu langsung menoleh dengan sangat cepat dan melihat seorang wanita cantik yang tampak berusia awal tiga puluhan berjalan dengan sangat perlahan dan anggun ke arah mereka. Wanita itu mengenakan gaun berwarna hijau air yang sangat elegan dan pas di tubuhnya, sepatu bersulam brokat yang sangat indah, dan beberapa lingkaran gelang manik-manik cendana merah antik yang sangat berharga melingkari pergelangan tangannya yang putih. Alis dan matanya sangat indah dan mempesona, temperamennya halus dan seperti tidak dari dunia ini. Namun pinggangnya sangat ramping, payudaranya penuh dan bergelombang dengan sangat menawan, dan sosoknya sangat dewasa serta memikat—memberikan daya tarik yang luar biasa kuat. Usianya sangat sulit ditebak dengan pasti. Di antara alisnya, terpancar pesona malas yang khas dari seorang perempuan dewasa berusia tiga puluhan yang sangat menggoda. Tetapi di saat yang sama, dia juga tampak memiliki vitalitas segar dan kemurnian seor

Lily Stone yang mendengar kata-kata tidak tahu berterima kasih itu tidak tahan lagi. Dengan wajah yang memerah karena marah, dia berkata dengan nada yang sangat kesal, "Guruku sudah menyelamatkanmu dengan sangat baik, dan kamu masih berani mengatakan hal seperti ini tentangnya?" "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya dan kenyataan yang ada!" Lerina Wayne langsung memelototi Lily Stone dengan tatapan yang sangat sinis. 'Gadis ini memang sangat cantik, tapi sayangnya dia sangat bodoh,' pikirnya dengan perasaan yang sangat meremehkan. 'Dia pasti sudah ditipu oleh Ryan Wayne yang pandai bicara dan bahkan sampai memanggilnya guru dengan sangat hormat!' Lerina Wayne melanjutkan dengan nada yang semakin meremehkan, "Ryan Wayne ini sama sekali tidak tahu apa-apa tentang dunia nyata!" "Entah sudah berapa kali dia diganggu dan dipermalukan oleh Bram Coux di Leaflet! Dia selalu kalah!" Dengan dengus yang sangat keras, dia berkata, "Kita sekarang berada ribuan kilometer jauhnya dari Leaflet

Setelah menunjukkan tiket masuk mereka yang sudah dibeli dengan harga yang sangat mahal kepada penjaga pintu, Ryan Wayne dan rombongannya segera diizinkan masuk dengan sangat sopan. Seorang penyambut tamu yang mengenakan pakaian tradisional dengan ramah membawa mereka masuk ke halaman utama yang sangat luas. Melihat pemandangan interior dengan lebih seksama, Ryan Wayne bisa melihat jendela-jendela yang terbuat dari kertas tradisional yang sangat halus, dipan-dipan kayu yang sangat sederhana namun elegan, meja-meja batu yang diukir dengan indah, dan bebatuan hias yang tersusun artistik. Seluruh kesan kekayaan materialistis dan kemewahan yang berlebihan telah sirna total—digantikan dengan suasana yang sangat sederhana, kuno, tidak canggih, namun justru sangat indah dan menenangkan jiwa. Pada saat Ryan Wayne dan rombongannya tiba, puluhan pengusaha kaya dan ahli bela diri dari berbagai wilayah di seluruh Dragonpolis sudah duduk dengan sangat santai di halaman yang sangat luas itu.