Share

Bab 45

Penulis: Mimoy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 20:27:43

Udara malam yang dingin menusuk kulit, tapi tubuhku tetap panas oleh adrenalin. Aku berjalan cepat bersama Arkana, tangannya menggenggam tanganku erat meski gemetar karena luka.

“Berhenti sebentar,” bisikku. Nafasku terengah, dadaku sesak melihat darah terus merembes dari bahunya.

Arkana menoleh, wajahnya pucat tapi tetap tegas. “Kita harus terus jalan. Mereka bisa kembali kapan saja.”

Aku menggeleng, hampir menangis. “Kalau kau terus dipaksa seperti ini, kau bisa mati di jalanku. Biarkan aku mengobatimu sebentar.”

Sorot matanya menurun, masih keras kepala, tapi akhirnya ia mengalah. Kami berhenti di sebuah rumah kosong di ujung jalan, pintunya rusak, jendelanya setengah pecah.

Aku menuntunnya masuk, duduk di kursi reyot yang berdebu. Tanganku bergetar saat melepas kemejanya yang robek penuh darah. Luka di bahunya terlihat parah, goresan dalam akibat pisau tadi.

Hatiku seperti ditusuk. “Tuhan… bagaimana kalau aku kehilanganmu?” suaraku pecah.

Arkana menatapku, sorotnya lembut kali ini
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 35

    Udara dini hari menyelimuti rumah kosong itu dengan dingin menusuk. Aku terbangun karena suara Arkana yang pelan memanggil.“Kita harus pergi sekarang, Nay.”Aku mengucek mata, masih lelah, tapi melihat wajah Arkana yang pucat dengan bahu terbalut kain darah, membuatku tak bisa membantah. Ia sudah berdiri, meski jelas rasa sakit masih menusuk tubuhnya.“Kau bahkan belum pulih,” protesku lirih.Arkana menatapku dengan tatapan yang begitu keras sekaligus lembut. “Kalau kita bertahan di sini, mereka akan menemukan kita. Aku tidak akan membiarkanmu dalam bahaya.”Aku menunduk, hatiku terasa penuh. Ada ketakutan, tapi juga sesuatu yang hangat—perasaan aman karena ia tidak pernah membiarkanku sendirian.Kami keluar dari rumah tua itu, menembus jalanan sepi. Lampu jalan sebagian padam, menyisakan cahaya temaram. Angin berembus, membawa suara anjing menggonggong di kejauhan.Arkana meraih tanganku. Genggamannya kuat, meski jari-jarinya dingin. Aku bisa merasakan betapa ia berusaha menahan sak

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 45

    Udara malam yang dingin menusuk kulit, tapi tubuhku tetap panas oleh adrenalin. Aku berjalan cepat bersama Arkana, tangannya menggenggam tanganku erat meski gemetar karena luka.“Berhenti sebentar,” bisikku. Nafasku terengah, dadaku sesak melihat darah terus merembes dari bahunya.Arkana menoleh, wajahnya pucat tapi tetap tegas. “Kita harus terus jalan. Mereka bisa kembali kapan saja.”Aku menggeleng, hampir menangis. “Kalau kau terus dipaksa seperti ini, kau bisa mati di jalanku. Biarkan aku mengobatimu sebentar.”Sorot matanya menurun, masih keras kepala, tapi akhirnya ia mengalah. Kami berhenti di sebuah rumah kosong di ujung jalan, pintunya rusak, jendelanya setengah pecah.Aku menuntunnya masuk, duduk di kursi reyot yang berdebu. Tanganku bergetar saat melepas kemejanya yang robek penuh darah. Luka di bahunya terlihat parah, goresan dalam akibat pisau tadi.Hatiku seperti ditusuk. “Tuhan… bagaimana kalau aku kehilanganmu?” suaraku pecah.Arkana menatapku, sorotnya lembut kali ini

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 34

    Malam itu terasa seperti titik akhir dari segala kebimbangan. Nafasku masih terengah, darah menetes dari genggaman tanganku yang memegang pecahan kaca. Di hadapanku, Arkana berdiri penuh luka tapi tatapannya tetap tajam dan tegas. Sementara Adam, dengan wajah berlumur darah dan mata yang membara, menatapku seolah aku adalah satu-satunya alasan ia masih hidup.Keduanya berseru bersamaan, memanggilku, mengulurkan tangannya.Jantungku berdebar kencang. Aku tahu, satu langkah yang kuambil malam ini akan mengikatku pada konsekuensi yang tak bisa kuhindari.Aku menatap Adam lebih dulu. Matanya penuh api, penuh cinta, tapi cinta yang membakar hingga ke akar. Kata-katanya, tindakannya, semua hanya berputar pada satu hal—memiliku. Itu bukan lagi perlindungan. Itu penjara.Air mataku jatuh tanpa bisa kutahan. “Adam…” suaraku serak, gemetar.Ia menatapku penuh harap, meski tubuhnya hampir roboh.Aku menggeleng pelan. “Aku tidak bisa ikut denganmu.”Seakan waktu berhenti sejenak. Wajah Adam hancu

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 33

    Udara di dalam rumah terasa semakin berat, dipenuhi bau besi dari darah yang menetes di lantai. Nafasku pendek-pendek, dada seperti dihantam dari dalam. Di depan mataku, Arkana berdiri dengan pistol di tangan, meski pundaknya sudah berlumur darah. Di sisi lain, Adam masih tegak, wajahnya babak belur, tapi matanya tetap menatapku dengan kegilaan yang bercampur cinta. Langkah kaki berat dari luar semakin dekat. Jumlah mereka lebih banyak, jauh lebih banyak. Aku tahu, kalau malam ini terus berlanjut seperti ini, salah satu—atau bahkan keduanya—akan mati. Dan aku tidak sanggup memikirkannya. “Aku harus lakukan sesuatu…” bisikku pada diri sendiri. Adam mendengar, matanya langsung menajam. “Jangan, Nayla. Tetap di sini. Aku bisa menahan mereka.” Arkana menoleh cepat, wajahnya dingin, tapi suaranya tajam menusuk. “Jangan percaya dia. Kau hanya akan mati kalau ikut bersamanya. Satu-satunya cara selamat adalah ikut aku.” Aku merasa kepalaku hampir pecah. Dua suara bertentangan meng

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 32

    Suara itu semakin jelas. Bukan hanya satu orang, melainkan beberapa. Langkah kaki berat bercampur, disertai bunyi gesekan logam. Aku bisa merasakan rumah ini seakan mengecil, dinding-dinding menekan dari segala arah.Arkana menajamkan mata, pistolnya masih terarah ke Adam, tapi kupikir ia juga mendengar hal yang sama. Adam pun menoleh sekilas ke arah pintu, wajahnya menegang.“Siapa itu?” bisikku, nyaris tak keluar suara.Arkana tidak menjawab. Ia bergerak cepat, mendorongku sedikit ke belakang, menyelipkanku di balik tubuhnya. Adam menghela napas kasar, lalu melangkah ke samping, seakan bersiap menghadapi sesuatu.Pintu depan bergetar keras. Seolah ada yang menghantam dari luar. Sekali, dua kali, lalu bunyi kayu berderak pecah.Jantungku seperti mau meloncat keluar. “Arkana…” suaraku pecah.“Diam. Jangan keluar dari belakangku,” jawabnya pendek.Pintu akhirnya terbuka paksa. Empat orang pria bertubuh besar masuk. Wajah-wajah mereka asing, dingin, penuh luka dan tato. Salah satu dari

  • Istri Paksa Sang CEO Posesif    Bab 31

    Malam terasa panjang, seakan waktu sendiri enggan bergerak. Suara jarum jam di ruang tamu berdetak lambat, menusuk telinga. Aku duduk di kursi panjang dekat jendela, menatap keluar, hanya gelap dan bayangan pohon yang bergerak pelan diterpa angin.Arkana duduk di sisi lain ruangan, tenang dengan secangkir kopi di tangan. Posisinya seperti raja yang sedang mengamati wilayah kekuasaannya. Tidak ada kata-kata, tapi sorot matanya setiap kali beralih padaku selalu sama: tajam, menuntut, tapi juga… anehnya, memberi rasa aman.Aku menelan ludah, berusaha menyingkirkan perasaan campur aduk itu. Setiap detik bersamanya terasa seperti perang dalam diriku sendiri. Aku benci bagaimana ia memutuskan banyak hal untukku, tapi di sisi lain… aku tahu aku masih hidup karena dia.Tiba-tiba suara gesekan terdengar dari luar. Arkana menoleh cepat, meletakkan cangkirnya. “Ada yang mendekat,” gumamnya singkat.Aku refleks berdiri, tubuh menegang. Jantungku berdegup kencang, ketakutan kembali menjalar.Arkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status