Di ruangan kantor, Varen sedang sibuk rapat. Panggilan pertama tak diangkat. Begitu pula panggilan kedua, ketiga sampai ketujuh. Barulah setelah rapat usai, ia memeriksa ponselnya. Tujuh panggilan tak terjawab dari Tante Yulia. Hatinya berdesir tidak enak. Ia langsung menelpon balik. Namun ia ingat janjinya pada Viona, maka dari itu dia berniat merekam percakapannya dengan Yulia. Dari seberang, suara Yulia terdengar lemah. “Halo, Assalamualaikum, Ren. Maaf ya, tadi tante ganggu. Kamu lagi sibuk, ya?” “Waalaikumsalam. Iya, tan. Tadi rapat. Ada apa?” jawab Varen, suaranya serius tapi khawatir. “Ren, tadi tante mau ke mall. Tapi sebelum masuk mall, Yumna minta main dulu di taman. Entah kenapa, tiba-tiba tante merasa pusing sekali. Tante bingung harus hubungi siapa. Kebetulan ini dekat kantormu.”Dahi Varen berkerut, ia berdiri sambil memijit pelipis. “Sekarang gimana, tan? Masih pusing?” “Iya, Ren. Kamu bisa ke sini?” suara Yulia dibuat selemah mungkin.Varen menarik napas panjang.
Last Updated : 2025-09-21 Read more