Setelah cukup melihat- lihat rumah baru, mereka memutuskan pulang dulu untuk berisitirahat. Besok mereka berniat akan mencari beberapa barang untuk melengkapi rumah itu. Begitu hendak keluar, Theo yang sejak tadi berjalan di samping Varen mendadak berhenti. Ia menatap lagi ruangan yang kosong itu seolah enggan pergi. “Om,” panggilnya pelan. Varen menunduk sedikit, “Hm?” Theo menggenggam tangan Varen erat-erat. “Om, Theo senang berada di sini sama Om Varen dan Mami Viona,” Langkah Varen terhenti. Viona yang sudah lebih dulu berjalan ke pintu menoleh, seolah-olah ingin mendengar lagi lanjutan kalimat dari Theo.. Theo menunduk seperti ragu, lalu melanjutkan dengan polos, “Om, bolehkan Theo panggil Om jadi Papi?” Mendengar itu. Varen terdiam sebentar, hatinya antara haru tapi juga sakit. Kemudian ia berjongkok sejajar dengan Theo, menatap mata kecil itu dengan lembut. “Boleh sayang,” jawabnya pelan, mengusap rambut Theo dengan lembut. “Papi malah senang dengarnya.”
Last Updated : 2025-09-30 Read more