Setelah pesta usai, Viona lebih dulu masuk ke kamar hotel yang sudah disiapkan. Ia berganti pakaian, mandi, lalu mengenakan gaun tidur yang sederhana namun membuat pesonanya kian anggun. Rambut panjang bergelombangnya masih basah, terurai di bahu. Tak lama, pintu kamar terbuka. Varen masuk setelah berpamitan dengan teman-temannya. Begitu matanya menangkap sosok Viona yang sedang mengelap rambut dengn handuk, langkahnya terhenti sejenak. Hatinya berdesir. Ia tak pernah membayangkan akan melihat istrinya secantik itu malam ini. Perlahan, ia menghampiri. Tangannya terulur, mengusap lembut ujung rambut Viona yang masih basah. “Biar aku saja yang mengelapnya,” ucapnya lirih. Viona menoleh, tersenyum malu. “Tidak usah, Kak. Lebih baik Kakak mandi dulu.” Varen menggenggam tangannya, lalu mengecup punggung tangan itu dengan lembut sebelum berlalu ke kamar mandi. Pipinya merona, hatinya berdebar tak menentu. Begitu pintu kamar mandi tertutup, Viona buru-buru menyalakan hair dryer, berusah
Last Updated : 2025-09-25 Read more