Diperjalanan menuju kerumah sakit, hatinya penuh sesak, seribu pertanyaan berkecamuk. Bukankah ia sudah berjanji tak akan berhubungan dekat lagi dengan Niki?. Namun yang tadi ia lihat justru kebalikannya. Tawa ringan, hubungan yang akrab, seakan dirinya tak pernah ada. “Aku bahkan seperti tak terlihat,” gumamnya lirih, dan tak sadar air matanya jatuh begitu saja. Di belakangnya, Varen menyusul. Sesampainya di parkiran, ia menahan langkah Viona. “Vio, tunggu. Jangan salah paham. Tadi itu tidak seperti yang kau pikirkan.” Viona hanya terus berjalan. Ia mendengar, tapi tak ingin menoleh. “Vio, kumohon, percaya padaku.” Suara Varen nyaris putus asa. Ia lalu berdiri menghadang, melintangkan tangan. “Kak, aku harus bekerja,” ucap Viona datar, mencoba menahan getar suaranya. “Aku akan di sini sampai kau percaya padaku.” “Jangan begitu, orang-orang memperhatikan kita,” balas Viona tegas. “Percaya padaku, Viona. Itu tadi hanya kebetulan.” Viona hanya mengangguk seadanya, lalu melangk
Last Updated : 2025-09-21 Read more