Amara terbangun di pagi hari dengan perasaan sedikit lebih ringan, tetapi kram ringan dari kemarin masih meninggalkan rasa cemas. Setelah membersihkan diri, ia berbaring, mencoba mempraktikkan teknik pernapasan yang ia pelajari dari film dokumenter. Tiba-tiba, terdengar ketukan pelan di pintu. "Masuk," kata Amara, mengira itu Bi Ana atau Suster Dewi. Pintu terbuka, dan Amara terkejut melihat Darian berdiri di sana. Ia sudah berpakaian lengkap, setelan jas navy yang tajam dan rapi, siap untuk bekerja, tetapi ia masuk ke kamarnya, tidak seperti biasanya. "Pagi, Amara," sapa Darian. Suaranya terdengar lembut, menghilangkan ketegasan yang biasanya ia miliki. Amara segera duduk, menyandar pada sandaran tempat tidur. "Pagi, Pak Darian. Anda... ada perlu?" Darian melangkah masuk, berhenti di dekat kaki ranjang, menjaga jarak, namun perhatiannya terpusat pada Amara. "Aku datang untuk memastikan kondisimu setelah laporan kram
Last Updated : 2025-10-25 Read more