Pagi yang mendung menyelimuti Solterra, mencerminkan kecemasan Amara. Ia sudah siap, mengenakan gaun yang sopan, dan melilitkan syal merah marun miliknya sendiri di lehernya, sebuah sentuhan kehangatan pribadi yang ia butuhkan. Marco tiba tepat waktu, membukakan pintu mobil untuk Amara. Marco mengenakan setelan kasual, tetapi tetap memancarkan aura formalitas khas asisten CEO. "Selamat pagi, Nona Amara," sapa Marco melalui kaca spion. "Kita langsung ke rumah sakit, Dr. Anton sudah menunggu." "Selamat pagi, Pak Marco," jawab Amara. Ia duduk di kursi belakang. Mobil limousine hitam itu melaju, dan Amara memutuskan untuk memecah keheningan yang menyesakkan. "Pak Marco," Amara memulai, nadanya halus. "Saya dengar kabar dari Bi Ana, bagaimana keadaan Tuan Besar? Apakah beliau baik-baik saja?" Marco melihat Amara melalui kaca tengah. "Kondisi Tuan Besar sudah jauh lebih baik, Nona Amara. Dokter bilang beliau sudah bisa pulang besok," jawab Marco. Amara mengangguk, tetap
Last Updated : 2025-11-12 Read more