Amara mengamati Darian mengambil map berisi kontrak itu. Pria itu menyimpannya di laci dengan gerakan cepat, seolah itu hanya selembar kertas tak berarti. "Sudah selesai," kata Darian, suaranya dingin dan lugas. "Kembali bekerja." Amara tidak menoleh, ia hanya mengangguk pelan dan berjalan keluar dari ruangan itu. Di luar ruangan, tatapan karyawan seolah mengikuti langkahnya. Beberapa berbisik. “Dia lagi…” “Bahkan setelah kecelakaan, dia masih bisa bekerja.” "Apa dia dimarahi lagi?" "Mungkin..." Amara pura-pura tak mendengar. Ia sudah terbiasa. Di mejanya, tumpukan berkas menunggu. Ia menarik napas panjang, lalu duduk. Lina, rekan satu divisi, mendekat. “Kau baik-baik saja? Mukamu pucat.” “Aku baik. Cuma kurang tidur,” jawab Amara pendek. “Masih sempat analisis data tender yang kemarin?” “Sudah aku kerjakan, tinggal validasi,” kata Amara. Lina tersenyum kecil. “Kau memang mesin.” Amara tidak menanggapi, matanya sudah fokus pada tabel angka dan grafik. Ja
Terakhir Diperbarui : 2025-09-12 Baca selengkapnya