Darian kembali ke kamar VVIP Presidensial Wing, meninggalkan kekacauan dan tangisan histeris yang ia ciptakan di kamar sebelah. Pintu ditutup perlahan oleh Marco, mengisolasi mereka dari dunia luar. Di ruangan Amara, keheningan total kembali menyelimuti, hanya dipecah oleh bunyi bip ritmis dari monitor medis. Bi Ana, yang tadinya gelisah, kini duduk lebih tenang di sofa, tetapi matanya tetap bengkak karena tangisan, tetapi ia segera bangkit. "Tuan Darian..." Bi Ana menyambut tuannya dengan khawatir. "Duduk, Bi Ana," Darian memberi isyarat tanpa menoleh, matanya terpaku pada Amara. "Amara membutuhkanmu untuk tetap kuat. Biarkan Marco menjagamu, kau sudah melewati hari yang panjang." Bi Ana mengangguk, kembali duduk, memandang Nona Mudanya dengan penuh doa. Darian kembali duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan Amara yang dingin. Ia menatap wajah istrinya yang pucat, tertutup masker oksigen dan perban di kepala. Kontras antara Amara yang polos dan rapuh di depannya den
Last Updated : 2025-12-17 Read more