Di dalam kamar mandi, Darian akhirnya mengakhiri permainan sensualnya dengan desahan puas. Ia mencium Amara dalam-dalam, mengalirkan seluruh hasratnya yang kini benar-benar murni terpusat pada istrinya."Kau sungguh manis, Sayang," bisik Darian, suaranya masih berat. Ia memeluk Amara erat, seolah tak ingin melepaskannya.Amara, dengan napas masih tersengal, menggeleng keras. "Cukup, Mas! Aku benar-benar capek! Katanya sebentar, tapi lihatlah, kau menggempurku di setiap sisi, bahkan setiap inci kamar mandi kau buat tempat untuk bercinta," keluh Amara, meskipun wajahnya memancarkan rona bahagia."Tentu saja," Darian terkekeh puas. "Aku harus memastikan seluruh tubuhmu menerimaku. Sekarang, ayo kita bersiap. Kita tidak boleh membuat Maya dan Marco menunggu terlalu lama."Mereka berdua bergegas keluar dari kamar mandi. Amara mengambil gaun rumah berbahan satin berwarna dusty pink yang lembut dan segera mengenakannya. Sementara itu, Darian mengganti kemeja sutra birunya yang tadi ia p
Last Updated : 2025-12-04 Read more