Bara baru saja menutup pintu rumah ketika suara Mamihnya yang lantang langsung menyambutnya dari ruang tengah. Aroma minyak kayu putih tercium samar dari tubuh wanita paruh baya itu. Mayang, ibunya, duduk di sofa dengan wajah kesal dan ekspresi tidak sabar.“Bara! Akhirnya pulang juga kamu! Sekarang sudah jam berapa ini, hah? Istrimu itu belum juga kelihatan batang hidungnya. Sudah Mamih bilang dari tadi, Mamih ke sini bukan mau tidur aja,” ujar Mayang dengan nada tinggi, sambil melirik ke arah jam dinding.Bara menghela napas panjang. Bahunya turun perlahan, mencoba menahan diri agar tidak terpancing. Ia masih terbayang wajah Indira di rumah sakit tadi, air matanya, tatapan pasrahnya. Semua masih jelas terpatri di kepala Bara.“Mamih, tolong jangan marah dulu,” katanya pelan, meletakkan jas kerjanya di sandaran sofa. “Bella itu ada pemotretan, Mami. Dia bilang sendiri tadi pagi. Harusnya memang sudah selesai sore tadi, tapi mungkin ada tambahan kerjaan.”“Pemotretan? Malam begini?” M
Last Updated : 2025-10-13 Read more