Sementara itu.Di istana kekaisaran, tepatnya kediaman permaisuri. Yi Ran terbaring lemas di tempat tidur. Tubuhnya panas dan berkeringat.Itu bukan karena wabah. Melainkan karena kesedihan atas meninggalnya Wei Chao, Putra sulungnya.Kondisi Yi Ran kian memburuk sejak hari eksekusi kala itu.Pintu kamarnya terbuka, dan masuklah seorang lelaki dengan pakaian gagah.“Ibunda,” ucap Qiang Yuze.Berjalan menghampiri, lalu duduk di tepi ranjang.Yi Ran menoleh lemas.“Yuze. Di mana Wei Chao? Biasanya kau datang bersamanya.”Seketika tatapan Qiang yuze mendelik. Rahangnya mengeras. Tak suka mendengar nama itu lagi.‘Setiap kali aku datang, Ibu selalu menanyakannya. Apa dia tidak tahu akulah korbannya?’ geramnya dalam hati.“Sudah berapa kali kubilang, Bu. Wei Chao sudah mati. Jangan membicarakannya lagi,” katanya dengan tegas dan dingin.Yi Ran menggigit bawah bibirnya. Perkataan itu seolah mengingatkannya lagi pada kenangan menyedihkan.Lalu dengan sisa tenaga bangkit dari posisi berbaring
Terakhir Diperbarui : 2025-11-01 Baca selengkapnya