“Terima kasih sudah bantu pindahan, Dok. Maaf kalau ibu kos dan teman saya cerewet, jadi tanya macam-macam,” ucap Sherly. “Mereka memang begitu–tapi mereka baik.”Gerrard mengangguk. “Kelihatan.”Keduanya sedang berada di dalam kamar. Sherly sedang duduk dengan kaku di tepi tempat tidur, sementara Gerrard sedang mengurusi sesuatu di ponselnya.Sherly masih merasa canggung. Kamar ini seperti bukan tempatnya, membuatnya kikuk dan tidak nyaman, meski mereka sudah resmi menikah sekarang.Ya, hari ini mereka benar-benar mengurus semuanya–mulai dari kehamilan, kepindahan, bahkan surat-surat pernikahan.Tapi tetap saja. Bagi Sherly, ini masih tiba-tiba.“Kamu nggak tidur?”“Eh–belum mengantuk, Dok.”“Sampai kapan kamu memanggil saya begitu?”Sherly berkedip, seperti baru sadar. “Maaf, Dok–eh, Mas. Belum terbiasa,” ucapnya. Untung mereka hanya sedang berdua dan ia tidak kelepasan memanggil suaminya sendiri seperti itu di depan ibu kos dan Ovi.“Biasakan,” titah Gerrard singkat. “Baik, Mas…”
Last Updated : 2025-10-09 Read more