Setelah Lidya pulang, aku membereskan piring-piring kotor di atas meja. Sudah biasa. Aku yang masak, sementara Mas Azzam dan selingkuhannya yang ikut nimbrung makan. Entah kenapa mereka tidak makan di luar saja, pikirku kesal.Mas Azzam selalu bilang masakanku tidak enak, kurang asinlah, kurang gurihlah, tapi ujung-ujungnya tetap saja dia habiskan sampai tak tersisa.“Kak, aku bantuin beresin,” ujar Fikar.“Tidak usah, biar aku saja. Lagian cuma sedikit,” jawabku. Tapi seperti biasa, Fikar tetap ikut membantuku mengangkat piring-piring kotor itu ke dapur.“Harusnya Kakak bercerai saja dari Mas Azzam,” katanya tiba-tiba.“Terus, sama kamu gitu?” ujarku pelan sambil mencuci piring di wastafel.“Nah, itu Kak Airin sudah tahu jawabannya,” balas Fikar.Aku hanya tersenyum tipis. “Aku memang akan bercerai dengannya nanti, setelah berhasil memberinya anak. Tapi … berumah tangga denganmu secara serius sepertinya jauh dari angan-anganku.”“Memangnya kenapa? Karena aku lebih muda dari Kakak? Ka
Last Updated : 2025-11-08 Read more