“Kamu nggak perlu bertanggung jawab menikahiku kalau kamu nggak mau.” Gemuruh di dada Dimas terasa memuncak. Dia bergerak maju mendaratkan bibirnya di bibir Karina. Ciuman itu dalam, lembut, tenang, namun di sana, Dimas ingin menunjukkan. Perasaannya pada Karina bukan hal yang bisa diremehkan. Perlahan, Dimas melepas kecupannya, menempelkan dahinya di dahi Karina. Membiarkan napas mereka saling bertukar di udara. “Kar, aku mau kamu tahu.” Suara Dimas rendah, serak dan bergetar, “Hidup sama kamu, sebagai pasangan yang wajar, tanpa harus sembunyi-sembunyi kayak gini, itu jadi bagian dari harapanku, Kar.” Dimas menjauhkan wajah. Detik berikutnya, yang terlihat di pandangan adalah …. Karina yang menunduk, meneteskan air mata. Tangan Dimas terangkat, mengusap pipinya perlahan, “Aku nggak akan mungkin sanggup lihat kamu sendirian ngurus anakku, Kar. Nggak mungkin aku nggak bertanggung jawab.” Dimas terdiam sejenak. Di antara hening, tangannya mengambil kedua tangan Karina, m
Last Updated : 2025-10-03 Read more