Pagi menjelang dengan sinar keemasan yang menembus sela-sela dedaunan. Pohon mawar langit yang ditanam Rafa kini tumbuh tinggi, lebih kokoh dari yang ia bayangkan. Dahan-dahannya menyebar lebar, daunnya berkilau seperti dilapisi cahaya halus setiap kali angin menyentuhnya. Di bawah pohon itu, dunia terasa sunyi, tapi bukan sepi — melainkan tenang, seperti bumi sedang bernapas dalam damai.Sudah tiga tahun berlalu sejak ia menanamnya. Pohon itu kini menjadi tempat ziarah, bukan dalam makna keagamaan, tapi dalam rasa syukur. Setiap minggu, orang-orang datang untuk sekadar duduk di bawahnya, membaca, berdoa, atau hanya diam menatap langit.Di antara mereka, selalu ada seorang wanita tua yang datang dengan langkah perlahan, membawa bunga putih. Ia menaruh bunga itu di bawah batu kenangan bertuliskan nama Ryan dan Rachel, lalu berbisik pelan sebelum pergi.Rafa tahu siapa dia — Elena, asisten lama ayahnya. Meski rambutnya kini memutih, langkahnya masih tegas, suaranya lembut seperti dulu.
Last Updated : 2025-10-29 Read more