Subuh di Ubud tidak pernah sesepi itu.Biasanya ada suara ayam, suara genta pura, atau angin menampar dedaunan.Tapi pagi itu, udara terasa berat dan tebal, seperti menahan napas atas tragedi yang baru saja terjadi.Asap hitam masih mengepul dari rumah sewa Ryan yang hangus. Api sudah padam, tapi bau bensin dan kayu terbakar masih menusuk.Ryan berdiri di balik bukit kecil, tubuhnya penuh luka dan debu. Bajunya hangus di beberapa bagian. Tangan kirinya dibalut kain seadanya.Dari posisi itu, ia bisa melihat mobil polisi lokal berdatangan — tapi ia tahu, tak semua yang datang itu benar-benar polisi.Di belakangnya, Alya memeluk Rafa yang masih setengah tertidur. Anak itu demam, tubuhnya lemah, mungkin karena asap dan kelelahan.“Pak Ryan,” suara Alya pelan. “Kita mau ke mana sekarang?”Ryan menatap ke arah lembah. Di bawah sana, sungai kecil mengalir menuju pelabuhan Gianyar.“Kita harus keluar dari Bali sebelum malam ini. Setelah itu, semua jalan akan ditutup.”“Keluar… lewat mana?”“
Last Updated : 2025-10-19 Read more