Laut sudah mulai tenang ketika perahu kecil mereka akhirnya menepi di sebuah pulau tak bernama, tersembunyi di antara gugusan karang Lombok Timur. Pulau itu kecil, ditumbuhi pohon kelapa dan semak belukar, tanpa tanda kehidupan manusia.Alya melompat turun lebih dulu, menambatkan perahu ke batang kayu besar di tepi pantai. Angin pagi berhembus lembut, tapi keheningan di sekitar justru terasa menekan.Kamil turun sambil mengangkat Rafa yang tertidur lemah di pelukannya, sedangkan Ryan masih setengah sadar, terbaring di dasar perahu. Luka di bahunya mulai membiru, perban daruratnya sudah basah oleh darah dan air laut.“Kita harus obati dia sekarang,” ujar Alya, suaranya bergetar.Kamil mengangguk, membuka tas medis yang ia bawa. “Aku bawa beberapa antibiotik dan serum, tapi tidak cukup lama kalau infeksinya sudah masuk.”Alya membantu menurunkannya ke pasir. Ryan membuka matanya pelan, pandangannya kabur, tapi begitu melihat wajah Alya, ia tersenyum lemah.“Kau… masih gila seperti dulu.
Last Updated : 2025-10-20 Read more