"Kamu kenapa, Maura?" tanya Dimas begitu dingin. "Kamu lupa kalau aku tidak suka pedas?" "Ma-maaf, Mas … aku—" "Ini, Kak." Belum sempat Maura berkata, tiba-tiba Nabila yang sedari tadi sudah berada di dekat mereka, menyodorkan piring untuk Dimas. "Aku ambilkan yang tidak pedas." Dimas menghela napas, lalu tersenyum pada Nabila. "Makasih, ya," ucapnya, sembari menerima piring itu. Maura hanya bisa terpaku, hatinya terasa seperti diremas. Ia merasa semakin tidak berguna dan tidak diinginkan. Bahkan untuk sekadar menyiapkan makanan yang sesuai dengan selera suaminya pun, ia tidak becus. Revan, yang sedari tadi memperhatikan, tiba-tiba menyentuh piring yang masih ada di tangan Maura. "Kalau gitu, buat aku saja. Aku suka pedas," ucap Revan sambil tersenyum ramah ke arah Maura. Ia berusaha menenangkan Maura dan mencairkan suasana yang tegang. Ia tahu Maura sedang merasa tidak enak, dan ia ingin membantunya. Revan mengambil piring dari tangan Maura, lalu mulai memakan nasi dan lauk y
Last Updated : 2025-11-15 Read more