“It’s so good,” ucap Bhaga di sela napasnya yang memburu. Binar di bawahnya, napasnya tersengal, peluh memenuhi dahi dan tubuhnya. Melihatnya begitu, Bhaga tidak sanggup menahan diri. Pria itu merunduk untuk menciumi rahang Binar, sebelum meraup bibirnya.Mereka sudah berkali-kali sampai, tapi Bhaga belum puas. Binar seperti candu baginya, dan dia tidak akan pernah merasa cukup.“Tuan … ah, saya tidak bisa …” lirih Binar dengan suara lesu, tetapi kedua tangannya masih menggantung di leher Bhaga.Entah kenapa, Binar sendiri susah melepaskannya. Meski tahu ini tidak benar. Tapi, dirinya seolah hanyut, di dalam dekapan Bhaga, dalam rasa cinta yang dibangunnya.Satu tangan Bhaga meraba bagian depan Binar, menangkup kedua puncak dadanya, meremas dan memainkan kuncupnya dengan terampil. Wanita di bawahnya menggeliat, setiap sentuhan seperti membakar kulitnya.Milik Bhaga yang masih terbenam di dalam Binar mulai berkedut, mulai bangun kembali. “Aku tahu, kamu masih mau kan, Sayang?” Bisik
Huling Na-update : 2025-10-14 Magbasa pa