Sean tampak berpikir sejenak, wajahnya terlihat serius. "Begini," Ia mengecup kening Elyssa sejenak. "Kalau aku terus di samping kamu, menghangatkanmu, dan mendengarkanmu, itu udah menghibur, bukan?"Elyssa tersenyum hangat, hatinya terasa penuh. "Iya, itu udah membuatku sangat terhibur, Sean. Malah jauh lebih baik dari sebotol wine.""Ya udah kalau gitu." Sean memeluknya makin erat, seolah menyegel janji. "Kita bareng-bareng terus ya, Sayang. Biar kamu gak setress lagi dan bisa tidur nyenyak. Jadilah rumah bagiku, dan aku akan jadi rumah bagimu."Elyssa mengangguk pelan, lalu menyandarkan kepalanya di ceruk leher Sean, menghirup aroma maskulin yang kini bercampur keringat dan keintiman. "Aku mau menjadikanmu rumahku, Sean. Asal kamu janji gak akan pergi lagi," pintanya."Aku janji," balas Sean mantap, tanpa jeda sedikit pun. Ia pun mengecup pucuk kepala Elyssa cukup lama, seraya kembali menegaskan janjinya. "Aku gak akan pergi ke mana-mana. Kita akan saling menjaga di sini."Elyssa m
Terakhir Diperbarui : 2025-10-18 Baca selengkapnya