Ia berjalan terus hingga akhirnya tiba di jalan raya utama yang bising, kembali ke dunia nyata yang penuh polusi dan deru mesin. Di sanalah ia menemukannya, sebuah pangkalan ojek yang mangkal di bawah pohon rindang. Ia menghampiri salah satu tukang ojek yang sedang mengantuk.“Pak,” panggil Joko pelan, suaranya serak karena lelah. “Ke gang dekat Warteg Sedap Rasa, tahu?”Si tukang ojek, seorang bapak paruh baya, langsung menegakkan duduknya. Matanya yang tadi sayu kini berbinar. “Oh! Warteg Bu Wati yang lagi naik daun itu, ya, Mas?!” serunya antusias. “Yang katanya masakannya tiba-tiba jadi enak banget itu, kan? Tahu, Mas! Tahu sekali! Ayo, ayo, naik!”Joko sedikit mengerutkan kening mendengar istilah ‘naik daun’, tapi ia terlalu lelah untuk bertanya. Ia hanya mengangguk dan naik ke jok belakang.Perjalanan pulang terasa seperti melayang. Joko hanya bersandar lemas, membiarkan tubuhnya diguncang oleh setiap lubang di jalan. Angin malam yang mulai berhembus menerpa wajahnya yang kotor,
Terakhir Diperbarui : 2025-11-11 Baca selengkapnya