Joko bangkit duduk, menatap lehernya sendiri dengan tatapan sedikit aneh. Sebuah benda pusaka kuno digantung dengan seutas karet bekas. Tapi Joko tidak peduli dengan penampilannya. Ia hanya peduli pada fungsinya.Kemudian, dengan sedikit ragu, ia mengenakannya di lehernya.Keris mungil itu kini tergantung di dadanya, tersembunyi di balik kaus oblongnya.Seketika, ia merasakan sensasi yang berbeda. Hawa dingin dari logam itu menyentuh kulitnya, namun sedetik kemudian, hawa dingin itu berubah menjadi kehangatan yang samar namun konstan, seolah benda itu kini terhubung langsung dengan detak jantungnya.Jauh dari Joko, di pedalaman kampung, di dalam sebuah gubuk kayu yang terisolasi, suasananya jauh dari kata damai. Ruangan itu remang-remang, hanya diterangi oleh beberapa lilin hitam yang apinya menari-nari ganjil, seolah ditiup oleh napas tak kasat mata.Asap kemenyan yang tebal dan pekat memenuhi ruangan, menyesakkan dada dan mengaburkan pandangan.Di tengah ruangan, di atas sebuah tika
Terakhir Diperbarui : 2025-10-08 Baca selengkapnya