Mereka tidak datang untuk makan di tempat. Tujuan mereka satu membungkus lauk. Rantang-rantang dan wadah plastik berjejer di atas meja, antrian kecil terbentuk di depan etalase kaca. Suara mereka yang ceria dan sedikit nyaring langsung memenuhi ruangan, mengubah atmosfer tenang menjadi seperti pasar kaget di sore hari.Pak Budi dan Ibu Wati sampai bingung. Mereka saling berpandangan dengan alis terangkat. Ini adalah sebuah fenomena baru. Biasanya sore hari adalah waktu paling sepi.“Bu Wati, rendangnya dua potong, ya!”“Opornya, Bu, yang paha, jangan dada!”“Saya sambal sama tumis parenya saja, Bu!”Ibu Wati, meskipun terkejut, dengan sigap melayani permintaan yang datang bertubi-tubi itu. Pak Budi, melihat istrinya kewalahan, bangkit dari kursinya untuk membantu membungkus dan menerima pembayaran. Sambil menyerahkan sebungkus kuah gulai, ia tidak bisa menahan diri untuk bercanda.“Loh, loh, ini ada apa, Ibu-ibu? Kompakan begini,” kelakarnya dengan tawa ramah. “Kalian semua tidak masa
Terakhir Diperbarui : 2025-10-14 Baca selengkapnya