Joko terus berjalan, matanya tidak berkedip sedikit pun dari potret wanita itu. Ia berhenti tepat di depan lukisan, hanya berjarak satu lengan. Ia bisa melihat detail sapuan kuasnya, retakan-retakan halus di catnya, dan kesedihan yang begitu nyata di mata itu.“Joko!” panggil Adam lagi, kali ini dengan nada panik.Joko tidak menjawab. Ia hanya diam. Lalu, ia mengangkat tangannya yang sedikit gemetar, hendak menyentuh permukaan kanvas itu.Saat ujung jarinya hanya berjarak satu senti dari lukisan, tiba-tiba, matanya berpendar. Cahaya keemasan yang lembut dan murni menyala di kedua bola matanya, hanya sesaat.Dunia di hadapannya berubah.Bagi Joko, potret indah itu kini lenyap. Yang ia lihat adalah sebuah pemandangan mengerikan. Ia melihat sosok arwah wanita yang sama persis seperti di lukisan, terperangkap di dalam bingkai, menangis tanpa suara.Dan melilit di sekujur tubuh arwah itu, juga di seluruh permukaan lukisan, adalah gumpalan aura hitam pekat yang berdenyut-denyut jahat, seper
Terakhir Diperbarui : 2025-10-18 Baca selengkapnya