Sementara itu, di tempat lain, di sebuah penthouse mewah dipuncak salah satu gedung pencakar langit tertinggi di Jakarta, sebuah pertemuanbisnis informal sedang berlangsung. Raden, seorang pria muda, tampan, danpewaris sebuah konglomerasi besar, sedang bersantai di sofa kulit putihnya.Di hadapannya, duduk dua anak buah kepercayaannya, Bima danGuntur.Mereka baru saja membahas strategi untuk mengakuisisi sebuahperusahaan kecil. Di tangan Raden, tergenggam sebuah gelas kristal berisi wiskimahal.“Jadi, pastikan penawaran kita besok tidak bisa merekatolak,” kata Raden dengan nada angkuh, memutar-mutar gelasnya. “Gunakan caraapa saja. Aku tidak peduli. Yang penting, minggu depan, perusahaan itu sudahmenjadi milik kita. Mengerti?”“Siap, Bos!” jawab Bima dan Guntur hampir serempak.Raden tersenyum puas. Ia mengangkat gelasnya, hendakmerayakan kemenangannya yang sudah di depan mata.Tepat pada saat itu, saat api keemasan Joko melahap habislukisan terkutuk itu, sebuah rasa sakit
Terakhir Diperbarui : 2025-10-22 Baca selengkapnya