Suara printer berulang-ulang terdengar, seperti jantung kantor yang memaksa tetap hidup di jam yang seharusnya sudah menjadi milik malam. Lampu-lampu ruangan lantai dua belas sebagian telah dimatikan, hanya menyisakan cahaya putih pucat yang jatuh di area kerja tim konsultan. Di antara meja-meja yang tersusun rapi dan kursi ergonomis yang mulai lelah, Narine duduk memandangi layar laptopnya dengan mata yang mulai terasa berat.Hari itu, perusahaan mendapat proyek besar dari klien telekomunikasi multinasional proyek yang datang mendadak, penuh revisi, dan sangat ambisius. Deadline-nya gila-gilaan. Satu malam untuk membuat analisis komprehensif, rekomendasi strategi, serta rencana implementasi.Arkana memutuskan lembur adalah satu-satunya cara.“Narine, kamu lembur ya?” katanya setelah rapat tadi. Suaranya netral, formal, tapi matanya jelas mengincar jawaban yang lebih dari sekadar iya.Narine menelan ludah. “Iya, Pak.”Dan sekarang di sinilah dia. Hanya ada empat orang tersisa, namun j
Last Updated : 2025-11-24 Read more