Beberapa menit setelah Monica meninggalkan kafe, Vennesa duduk terpaku di kursinya. Matanya menerawang ke arah jalanan. Ada rasa janggal yang belum sempat dia pahami sejak pertemuan tadi. Setelah menarik napas panjang, dia berdiri dan melangkah keluar dari kafe, lalu menghentikan taksi yang melintas di depan. “Ke Serenova Bar, ya,” katanya singkat. Taksi itu meluncur menyusuri jalan sempit di tepi pantai. Angin laut berembus lembut menerpa wajahnya. Dari kejauhan, bangunan Serenova Bar tampak sepi. Seperti dugaannya, mobil hitam milik Ben terparkir rapi di depan pintu. Namun, yang tak disadari Vennesa, sebuah Ferrari merah juga berhenti tak jauh dari sana. Di dalamnya, Monica duduk diam, menatap tajam ke arah bar. Saat melihat Vennesa turun dari taksi dan melangkah masuk, rahang Monica menegang. Tangannya menggenggam erat setir hingga buku jarinya memutih. “Jalang sialan, Vennesa,” desisnya dengan nada getir. Ia memejamkan mata sejenak, menahan amarah yang membara, lalu me
Last Updated : 2025-11-13 Read more