Keesokan paginya, Ben berdiri di depan rumah Vennesa. Pintu depan tak terkunci. Ia mengetuk pelan, tapi tak ada sahutan. Dengan sedikit ragu, ia mendorong pintu dan melangkah masuk. Rumah itu tenang, hanya terdengar suara mesin kopi di dapur.Ben menapaki lantai kayu perlahan, lalu berhenti di ambang pintu dapur. Di sana, Vennesa berdiri membelakangi arah datangnya, tubuhnya ramping, bahunya sedikit terangkat ketika aroma kopi memenuhi udara. Ia tampak sedang menyiapkan sandwich tuna, rambutnya diikat tinggi, beberapa helai terlepas membingkai wajahnya yang lembut.Tanpa disadari Vennesa, Ben mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang perempuan itu dari belakang.“Morning, sweetheart,” bisiknya lembut. Suara baritonnya yang dalam menyentuh telinga Vennesa seperti alunan musik yang menembus pagi.Vennesa sedikit terlonjak kaget, tapi senyum muncul di bibirnya.“Awal pagi sudah menyelinap ke rumah orang, ya?” ucapnya, mencoba menyembunyikan degup jantung yang tak terkawal.“Aku but
Last Updated : 2025-10-10 Read more