Senja kian melabuhkan tirainya. Langit berwarna jingga perlahan berubah menjadi ungu keperakan, sebelum akhirnya tenggelam di balik ufuk laut. Di atas kapal layar yang berlabuh tenang di tengah perairan hijau, aroma daging panggang mulai tercium, bercampur dengan harum mentega cair dan rempah. Ben berdiri di dapur kapal, mengenakan celemek hitam sederhana. Gerakannya cekatan dan tenang — seolah memasak bukan sekadar keperluan, tapi seni yang ia kuasai sepenuhnya. Pisau di tangannya menari di atas talenan, memotong sayuran dengan presisi sempurna. Vennesa berdiri di pintu dapur, menyandarkan tubuhnya sambil tersenyum kagum. “Kamu... pandai masak juga?” tanyanya heran, menatap gerakan tangan Ben yang begitu percaya diri. Ben melirik sekilas, senyum kecil terbit di bibirnya. “Ya, bisa sedikit. Hanya masakan sederhana.” “Kalau yang sederhana aja bisa semewah ini, aku nggak bisa bayangin gimana yang rumit,” sahut Vennesa sambil tertawa kecil. Ben hanya mengangguk pelan, tidak banyak b
Last Updated : 2025-10-10 Read more