Langkah kaki Vennesa terhuyung ketika menapaki tanah berbukit yang kasar. Angin laut menghembus kencang, membawa bau asin dan debu yang menusuk hidung. Di belakangnya, Ben membuntuti dengan langkah panjang, matanya tajam menatap ke arah puncak. Dari kejauhan, terlihat Vellery bersimpuh di atas tanah berbatuan, rambutnya berantakan, tubuhnya bergetar ketakutan. Di depannya berdiri Tommy, lelaki kurus tinggi, wajahnya pucat tapi keras, memegang pistol yang diarahkan lurus ke kepala Vellery. Tak jauh dari mereka, Monica berdiri angkuh dengan dress merah ketat yang membalut tubuhnya sempurna. Sepasang stiletto merah menjejak tanah, sementara map coklat di tangannya melambai ditiup angin. Di dalam map itu terselip dokumen kontrak penjualan tanah milik ibu mereka — satu-satunya peninggalan berharga keluarga itu. “Oh, baby girl,” ucap Monica manja, suaranya lembut namun penuh ejekan. “Begitu kakakmu tandatangani ini, kalian boleh pergi dan mulai
Last Updated : 2025-12-08 Read more