"Sial, beraninya mereka mengusir kita," ujar Sumi tidak terima ketika mereka sudah berada di rumah. "Ma, tenang dong," sahut Bisma yang masih tenang. "Tenang-tenang. Bagaimana Mama bisa tenang. Kita tidak bisa mengambil satu sen pun harta milik Arif," kata Sumi mendengus kesal. "Ma, Mama dengar sendiri tadi. Semua harta itu sudah diberikan untuk Laila," ujar Tatang. "Mana bisa gitu. Dia bukan siapa-siapa. Lagian, kenapa tadi Papa diam saja," bentar Sumi melotot ke arah Tatang. "Ma, Papa tidak berani." "Bilangnya tidak berani. Tapi kalau Mama sudah berhasil mendapatkan uang itu, Papa juga mau kan." "Ma, selama ini kita tidak pernah membantu Arif sejak dia jadi yatim piatu. Bahkan kita tidak datang saat pemakaman Arif," sahut Tatang. "Mana mau Mama keluarkan uang buat dia. Seharusnya dia yang kasih uang buat kita." "Ma, Mama jangan marah-marah lagi. Capek aku dengarnya," kata Bisma sambil menggaruk telinganya. "Kamu juga, kenapa tidak mau bantu Mama," ngomel Sumi mencari kesa
Last Updated : 2025-11-05 Read more