Max memejamkan mata saat satu suapan mendarat dengan mulus di dalam mulutnya. Cantik, cerdas, dan pandai masak. Itulah paket kombo gambaran wanita di depannya yang kini tengah tersenyum lebar sambil memandanginya. "Enak?" tanya Serena. Dari ekspresi pria itu sepertinya dia sukses mengeksekusi bahan makanan yang ada di lemari pendingin. "Terbaik," sahut Max seraya meraup satu sendok lagi dan memasukannya ke mulut. "Aku akan sering pulang buat makan siang di rumah kalau masakannya seenak ini." Serena berdecak seraya menopang dagu. "Jangan lebay. Masakanku jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan masakan Bi Jessi atau pun pelayan lain yang lebih berpengalaman di sini." Max mengangkat bahu tak peduli. "Mungkin, tapi masakanmu jelas berbeda." "Apa bedanya?" "Ada bumbu cinta yang bisa aku rasakan di sini." Serena tertawa tanpa suara. Lantas kepalanya menggeleng. Terserah lelaki itu saja. "Sekarang aku tanya, apa kamu terpaksa memasak ini untukku?" "Sedikit sih." Detik berikutn
Last Updated : 2025-12-12 Read more