Bangunan sederhana yang berada di seberang jalan itu tampak begitu sepi. Daun-daun kering berjatuhan di pelarannya, memberi kesan jika si pemilik rumah belum membersihkan satu atau mungkin dua hari. Sutra berjalan tergesa bersama Kama, menuju rumah mungil penuh dengan kenangan. Rumah Zatulini. “Ibu, aku pulang.” Sutra mencoba mengetuk-ngetuk pintu utama berkali-kali. Namun, tak ada jawaban. Kama mencoba untuk mengintip dari jendelan, tapi keadaan rumah itu memang tampak kosong. Sejurus kemudian, pria itu mengeluarkan ponselnya, mencoba untuk menghubungi ibu dari Sutra tersebut. Namun, lagi-lagi tak ada respon. “Mungkin bibi sedang ke luar kota, ke rumah saudaranya. Apa kau tahu rumahny?” Kama masih berusaha menelepon. Sutra menautkan kedua alisnya, kemudian menggeleng. “Ibu tidak punya siapa-siapa, Tuan. Selama ini kami hanya hidup berdua saja.” Kama menatap sekilas, kemudian dia menelepon Hnas. “Hans, apa Bibi Lini tidak pernah menghubungimu?” “Tidak, Tuan,” jaw
Terakhir Diperbarui : 2025-12-07 Baca selengkapnya