Angin sore berhembus lembut di beranda rumah Adrian, membawa aroma bunga melati yang mekar di tepi taman.Di kejauhan, matahari mulai turun perlahan, meninggalkan semburat jingga di langit barat. Namun, di antara keindahan senja itu, suasana di dalam rumah terasa tegang.Di meja makan, tiga orang duduk dalam diam Adrian, Raina, dan Lina Mei.Di hadapan mereka, Profesor Liang menatap dengan tatapan penuh kesungguhan, seperti seseorang yang telah lama menyiapkan sesuatu yang amat penting.“Beijing?” suara Raina terdengar pelan, namun tegas.“Anda ingin membawa Lina ke sana?”Profesor Liang mengangguk perlahan.“Ya, Bu Raina. Di sana, di utara kota, masih berdiri reruntuhan bengkel tempat Cermin Jiwa pertama kali dibuat. Tak banyak yang tahu, tapi leluhur saya adalah salah satu murid dari pengrajin aslinya. Saya percaya, jika ingin benar-benar menutup siklus kutukan ini, kita harus kembali ke tempat
Last Updated : 2025-12-17 Read more