Malam itu, langit di atas desa tua kembali berubah muram. Awan hitam menggumpal pekat, menghapus sinar bintang. Petir menyambar di kejauhan, dan angin berputar dengan suara menderu yang tak biasa bukan hanya badai cuaca, tapi badai jiwa.Bagi mata biasa, itu hanya angin gunung. Tapi bagi mereka yang peka, setiap hembusan membawa jeritan halus: suara roh-roh yang belum sepenuhnya tenang, berputar di antara langit dan bumi.Adrian berdiri di tepi lapangan desa bersama Ustaz Rahmad. Keduanya sudah bersiap sejak sore, membawa dupa, kitab doa, dan wadah berisi air suci. Lina berdiri beberapa meter di depan mereka, tepat di tengah lingkaran batu kuno tempat di mana energi spiritual berkumpul. “Apakah kau siap, Lina?” tanya Adrian dengan nada khawatir.Gadis itu menatapnya, wajahnya diterangi cahaya petir sesekali. “Aku sudah melewati lebih buruk dari ini. Sekarang aku hanya ingin menenangkan m
Last Updated : 2025-12-20 Read more