Malam itu, angin dingin menyelinap di antara pepohonan kuil tua di pinggiran kota. Cahaya lampu lentera bergetar, menyorot pahatan naga yang mulai pudar di dinding batu, sementara aroma dupa dan bunga kering memenuhi udara. Adrian berdiri di depan altar, memegangi catatan lusuh yang ditemukannya di salah satu lemari kayu tua kuil. Halaman-halaman itu rapuh, kertasnya menguning dan retak di tepinya, tetapi setiap kata yang tertulis menimbulkan sensasi menegangkan di dada Adrian.Ustadz Danur berdiri di sampingnya, matanya tertutup, tangan terkatup. Ia menggumamkan doa dengan suara rendah, ayat-ayat mengalir seperti sungai yang menenangkan sekaligus menakutkan. Adrian menunduk, membaca setiap huruf dengan teliti. Di antara catatan ritual kuno, daftar nama lima pelaku malam itu muncul kembali, nama yang sudah dikenalnya, tapi dengan satu tambahan mengejutkan.“Tan Wijaya,” baca Adrian
Last Updated : 2025-12-02 Read more