"Aku akan membalaskan dendammu lain kali. Jangan menangis lagi."Dhana menghabiskan mi-nya dalam beberapa suapan besar.Dia menaruh sumpitnya dan mengeluarkan sendawa puas."Oh ya, kamu katanya mau minta bantuanku. Pasti tentang Anton, 'kan? Apa yang perlu kulakukan?"Mawar menggigit bibir merahnya, terlihat malu-malu.Bibirnya lembut dan penuh, pipinya merona dengan warna kemerahan."Dhana, aku tahu permintaan ini mungkin terlalu berlebihan dan nggak adil bagimu, tapi aku nggak punya pilihan lain. Makanya aku punya ide ini. Kamu harus bantu aku ...."Mawar berbicara panjang lebar, tapi tidak segera menyebutkan bantuan apa yang dia butuhkan.Dhana mendesak, "Jangan berputar-putar, terus terang saja. Apa pun itu, kalau aku bisa, aku pasti akan membantumu."Mawar ragu sejenak, lalu bergumam malu-malu, "Dhana, aku nggak mau kalau harus menikah dengan Anton. Jadi, kamu mau nggak tidur denganku? Kalau aku jadi milikmu, aku bisa lebih gampang menolak Anton."Wajahnya memerah karena malu. Nap
Magbasa pa