Semua Bab Anak Miliarder: Bab 1 - Bab 10
131 Bab
1. Mobil Butut
"Hei, apa yang sedang terjadi? Kenapa kau terlihat murung sekali?" tanya Hera Adnan yang baru saja melihat cucunya pulang dari kampusnya dengan wajah yang lesu.Vesa Araya masih tetap menunduk dan tak menjawab pertanyaan neneknya tersebut. "Vesa Araya, Oma sedang berbicara denganmu. Apakah kau tidak mendengarnya?"Vesa yang sedang berjalan dan akan menaiki tangga itu berhenti dan menoleh. Dia sudah paham setiap neneknya memanggil namanya dengan lengkap seperti itu berarti neneknya mulai tak sabar.Pria muda yang akan segera berusia dua puluh tahun itu menatap sang nenek yang sudah berusia lanjut tapi garis-garis kecantikan itu masih ada di wajahnya."Memang apa yang harus aku katakan, Oma?" ucap Vesa malas.Hera menghela napasnya dengan pelan dan kemudian berbicara, "Apa yang terjadi di kampusmu lagi? Apakah kau memiliki masalah dengan teman-temanmu?"Vesa menjawab, "Sejak kapan aku tidak memiliki masalah dengan mereka? Oma tahu
Baca selengkapnya
2. Rencana yang Gagal
"Valen, jangan terlalu kejam pada anakmu. Ayolah, kau tidak ingin anakmu dipermalukan bukan?" ucap Thomas Miller.Dia sedang menelepon Valentino Araya, putra tirinya sekaligus ayah dari cucunya, Vesa Araya.Hera Adnan yang duduk di dekat suaminya itu pun hanya bisa menatap suaminya dengan tatapan prihatin."Anakmu sudah sering dibuat malu. Apakah kau tidak kasihan? Biarkan kali ini saja dia membungkam mulut teman-temannya itu."Valentino dari seberang sana berkata, "Tidak, Dad. Belum saatnya. Biarkan saja seperti ini dulu.""Apa!? Kau-"Thomas dengan kesal mematikan saluran panggilan itu."Dasar keras kepala. Bisa-bisanya dia tidak mau membantu putranya sendiri? Kenapa anakmu itu masih juga bersikeras tetap tidak ingin Vesa mendapatkan sesuatu apapun yang lebih baik? Apa gunanya-"Suaranya terputus kala ponselnya berdering kembali. Nada ponselnya sengaja disetel dengan nada yang cukup tinggi karena Thomas Miller yang sudah meng
Baca selengkapnya
3. Kado Tak Terduga
Vesa Araya hampir tidak memiliki teman di kampus itu. Hal itu karena memang sebagian besar teman-teman sekelasnya adalah orang-orang yang cukup terpandang dan setidaknya memiliki kelas sosial yang lebih tinggi daripada dirinya.Teman Vesa berasal dari fakultas lain dan tentu saja tidak diundang ke acara pesta ulang tahun Derrick itu. Vesa sudah terbiasa diabaikan oleh teman-temannya jadi dia pun hanya berjalan sendirian dan mengambil segelas minuman yang dia duga minuman rasa leci.Tentu saja sang pemilik acara tidak menyuguhi alkohol karena di pesta tersebut, tidak hanya dihadiri oleh teman-teman dari kampusnya tapi juga beberapa anak kecil yang kemungkinan besar adalah sanak saudara keluarga White.Vesa menyesap minuman rasa leci itu dan tertegun ketika lidahnya sangat menyukai minuman itu. Dia langsung saja meminumnya sampai tandas hingga dia mendengar seseorang menyeletuk, "Kau tidak pernah meminum minuman semewah ini ya?"Itu suara Alea, gadis
Baca selengkapnya
4. Ban Bocor
Derrick akhirnya turun dari panggung dan berjalan menuju ke arah Vesa yang baru saja meletakkan gelasnya. Dia menghampiri Vesa dengan ekspresi yang rumit dan membuat semua orang yang berada di gedung itu tak bisa mengalihkan pandangannya dari Derrick."Katakan, Vesa. Dari mana kau dapat arloji ini?" ulang Derrick sambil menggenggam arloji itu.Ayah Derrick berserta istrinya mengikuti putranya dan berdiri di belakang Derrick.Vesa hampir saja menjawab tapi kemudian Alea menyikut lengannya. Dia berkata, "Cepat jawab, kenapa kau diam saja?"Vesa memutar bola matanya kesal. Gadis itu sungguh sangat kasar.Aku sudah mau menjawab tapi kau malah memotongnya, batin Vesa sebal."Aku..."Ucapan Vesa terpotong."Astaga, apa yang sudah diberikan oleh teman kita ini? Ya Tuhan, teman-teman. Vesa memberikan Derrick sebuah arloji tua. Itu barang bekas kan? Kau gila ya. Bagaimana bisa kau memberikan temanmu sebuah barang bekas?" Sebastian mengg
Baca selengkapnya
5. Diantar Pulang
"Memang apa yang salah dengan hal itu? Bukankah kita memang satu kelas? Berarti kita semua memang berteman kan?" ucap Derrick dengan santainya. Alea terbelalak kaget. Dia mengatupkan mulutnya rapat-rapat, tak tahu bagaimana mengomentari ucapan Derrick. Alea tidak mungkin berani membantah Derrick karena status sosial Derrick yang sama dengannya. Dia tidak ingin membuat masalah dengan pria muda itu karena dia tak ingin nama besar keluarganya ikut terseret. Maka dari itu Alea hanya bisa menghentakkan kakinya dengan kesal sebelum melangkah pergi dari area itu. Derrick menghela napasnya dengan lega usai gadis itu akhirnya tak terlihat. Pria dengan rambut pirang itu menoleh ke arah Vesa, "Vesa, aku antar kau pulang. Aku akan telepon orang bengkel untuk mengurus mobilmu. Kalau sudah beres, akan langsung diantar ke rumah kamu." Vesa terkejut karena ini menurutnya sangat aneh. Seorang Derrick White mau berbicara dengannya itu sudah sebuah hal yang langka, pasalnya putra dari keluarga kaya
Baca selengkapnya
6. Sisi Lain
"Hentikan, Sebastian!" teriak Derrick yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Sebastian."Kenapa aku harus berhenti?" ucap Sebastian. Dia tidak melonggarkan cengkeraman tangannya pada leher Vesa."Lepaskan dia atau aku ..."Suara Derrick dipenuhi dengan tekanan yang terdengar seperti sebuah ancaman. Sayangnya, Sebastian tidak mendengarkan dan malah semakin mencekik leher Vesa.Vesa berusaha melepaskan dirinya tapi tentu saja gagal, Sebastian mencengkeramnya begitu kuat hingga pria muda itu kesulitan untuk bernapas.Alea yang menyaksikan itu tiba-tiba saja merinding. Dia memang membenci Vesa tapi dia tak ingin Vesa mati."Sebastian Wright, lepaskan dia!" teriak Derrick.Sebastian masih mengacuhkannya. Derrick melihat wajah Vesa yang memerah, Derrick lalu menarik jaket Hoodie yang dikenakan Sebastian berbarengan dengan Alea yang ternyata mendorong Sebastian.Sebastian terjatuh dengan agak keras akibat dorongan itu. Alea terkejut
Baca selengkapnya
7. Kejadian Aneh
Vesa telah melepaskan Sebastian dan pria itu sudah menghilang dari hadapan mereka. Saat ini beberapa teman sekelas Vesa memandang dirinya dengan tatapan aneh yang tidak Vesa mengerti. Vesa memutar tubuhnya menghadap Derrick. Dia mengembuskan napasnya pelan. Habislah sekarang dia. Dia baru saja ingin memberi kesan baik pada Derrick dengan melawan Sebastian tapi sepertinya yang terjadi adalah sebaliknya. Dia telah memberi kesan buruk pada Derrick dan juga teman-temannya tentang dirinya yang lepas kontrol. "Aku tidak apa-apa," jawab Vesa. Pria itu sedikit menunduk. Dia rasa dia akan kehilangan teman yang bahkan belum benar-benar resmi menjadi temannya itu. "Baguslah kalau begitu. Mau ke kantin saja dulu? Kau sepertinya butuh minum," ajak Derrick. "Hah!?" Vesa mengangkat kepalanya kaget. Eh, dia tidak salah dengar kan? Derrick White mengajaknya ke kantin? pikir Vesa bingung. "Kenapa masih diam saja? Ayo, ke kantin dulu!" ajak Derrick lagi.
Baca selengkapnya
8. Dijebak
Ujian akhir semester telah berakhir, sudah saatnya Vesa melakukan rencana yang sudah dia susun sejak lama. Dia sudah lama menanti-nanti hari ini. Dia akan segera mencari pekerjaan guna mendapatkan uang untuk biaya perjalanannya ke Indonesia.Setahu Vesa, di masa liburan banyak toko yang membuka lowongan pekerjaan part time atau sementara. Dia tahu tak mudah mendapat pekerjaan dengan ijazah sekolah menengah tapi dia tetap akan mencobanya.Pria muda itu melangkahkan kakinya dengan riang keluar gedung kampusnya.Vesa sendirian kali ini. Derrick White yang telah menjadi sahabat baiknya hampir satu bulan lamanya itu pulang terlebih dulu. Derrick diajak ayahnya untuk menjenguk sanak saudaranya yang sedang dirawat di Fulham.Vesa berjalan sambil bermain ponselnya menuju halte bis yang tak jauh dari kampus. Akan tetapi sepertinya hari ini adalah hari yang sial baginya karena tiba-tiba saja, saat dia hendak menyeberang, dirinya ditarik oleh dua orang yang tak dike
Baca selengkapnya
9. Membalikkan Keadaan
Vesa Araya benar-benar mengirim dua makhluk tidak berguna itu pada bos yang telah menyuruh mereka.Mereka dengan tangan gemetar membunyikan bel rumah keluarga Wright dan langsung saja mendapatkan jawaban dari satpam yang bertugas menjaga rumah itu."Selamat pagi, saya ingin mengantar paket untuk Tuan Muda Wright," ucap si pirang yang berbicara dengan gugup."Oh, baiklah. Sebentar, akan saya bukakan," ucap satpam itu."Maaf, tapi harus Tuan Muda Wright sendiri yang mengambil paket ini," sambung si rambut hitam yang sudah berkeringat dingin. Dia sesekali menengok ke arah belakang dan langsung saja mengumpat dalam hati karena pria miskin itu ternyata masih berdiri di dekat sana sambil mengawasi mereka dengan tatapan dinginnya."Tunggu sebentar! Paket ini dari siapa?" tanya satpam itu curiga dan dia tetap belum membukakan pintu untuk orang-orang yang mengantar paket itu."Oh, ini dari Tuan White, maksud saya Tuan Muda White, sahabat Tuan Muda Wr
Baca selengkapnya
10. Perjalanan ke Indonesia
Vesa Araya sedang menatap bengong pada Derrick White yang tengah tersenyum tanpa merasa bersalah kepadanya."Derrick, sudah kukatakan ini bukan liburan. Kenapa kau malah mengajak orang-orang?" ucap Vesa sedikit sebal."Aku tidak mengajak orang-orang. Aku hanya mengajak dua teman baikku. Ini Lucas dan yang ini Lay, mereka kembar," ucap Derrick yang lagi-lagi menampilkan wajah tanpa dosanya saat memperkenalkan mereka.Vesa memutar bolanya malas. Tentu saja dia langsung tahu kedua teman Derrick itu kembar. Bagaimana tidak jika keduanya sangat mirip sekali bagai pinang dibelah dua. Mereka juga memakai pakaian yang sama persis bahkan warnanya sama. Aksesoris juga sama, ditambah lagi koper mereka juga sama.Vesa heran sekali, kenapa ada dua orang manusia dewasa yang masih mau berdandan dengan mirip begitu? Oh, ayolah. Mereka memang kembar, tapi apakah perlu harus memakai pakaian yang sama seperti itu?Yah memang anak kembar selalu lucu di mata Vesa, tapi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status