MARCO-POLO

MARCO-POLO

By:  Skandal_Jepit  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
41 ratings
54Chapters
11.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Marco-Polo adalah saudara kembar yang disebut-sebut sebagai 'Penyelamat' oleh para manusia yang masih bertahan di bumi dari serangan para 'Monster'. Dalam usahanya memusnahkan para monster bersama para manusia yang selamat, mereka bertemu dengan sosok gadis yang mengaku bernama Irina Tolya. Rumor mengatakan, jika masih ada satu manusia yang bisa mengendalikan monster dalam tubuhnya dan ialah gadis berdarah campuran hijau tersebut. Hanya saja, kehadiran Irina Tolya malah membuat Marco dan Polo terpecah. Keduanya saling bertikai dan membentuk kubu sendiri dalam menyelesaikan konflik wabah monster ini. Akankah tujuan Marco dan Polo untuk membersihkan bumi dari para monster akan terwujud saat keduanya sudah tak sejalan? Dan siapakah sosok Irina Tolya, hingga kabar angin bisa membawa namanya di tengah kehancuran dunia?

View More
MARCO-POLO Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Ayu Gifar
aku mampir ni kak,,,...
2022-05-20 11:06:13
2
user avatar
Shofia Febrianti
Semua genre ada disini, ceritanya lengkap dan tentunya menegangkan pemirsaaahhh. Top bgt emg penulis yg satu ini klo bikin cerita, ga main main. Jrg typo, tulisannya rapih enak dibaca, bikin ketagihan. Cobain aja......
2021-11-17 17:55:59
2
user avatar
vidix the D'az
l lopyu pull lele
2021-11-07 13:52:16
2
user avatar
M Tiroq
hoho nunggu cucu nenek vesper
2021-09-14 11:58:56
2
user avatar
mei niski sitorus
kemanapun dirimu kan pergi, tetap kan ku kejar. lele...
2021-09-14 00:24:01
2
user avatar
Pengelana Tersesat
Ngga papa aku bukan yang pertama, ngga papa bukan aku yang kasih terbanyak, tapi,,, ke mana pun aju pergi, aku ikut
2021-09-02 12:58:25
3
user avatar
Alra shid
rip to Lopez ...
2021-08-25 20:46:16
3
user avatar
Yeremia Henry
nice book lele aku mampir
2021-08-23 08:06:44
2
user avatar
Eva Mardiana
selalu menunggu dan menunggu hasil karya mu le
2021-08-21 11:07:39
1
user avatar
Niecha Nisa
selalu sukses dlam berkarya mbk tantik
2021-08-18 10:50:48
1
user avatar
Happy Shalala
Selalu menunggu cerita2 terbaru dari kk lele... Baru baca 2 bab aja keren,pasti kebelakang tambah waooo... semangat kk le......️
2021-08-16 13:43:45
1
user avatar
Pengelana Kesepian
semua butuh proses ya le
2021-08-15 23:15:32
1
user avatar
Mei Risqia
Wow........................
2021-08-14 21:51:22
1
user avatar
Kiky Hanem
sukaa aku Le keren bingit novel mu yg ini .........
2021-08-14 19:23:12
1
user avatar
_вгаеу_
hy..............
2021-08-14 16:32:07
2
  • 1
  • 2
  • 3
54 Chapters
MP-1. Begin
New York tahun 2070.Gemuruh rendah yang dihasilkan mesin besar bergema dalam gelapnya malam. Dengan berbekal cahaya bulan sebagai penerangnya, terlihat samar sebuah helikopter melintasi langit malam.Di dalam helikopter, sejumlah orang memasang wajah tegang, mengkhawatirkan suasana mencekam yang dihasilkan suara guntur yang mulai terdengar. Awan mendung yang menutupi sinar bulan, menandakan badai akan segera datang.Mendadak, kilatan petir terlihat, dan hal tersebut diikuti dengan guncangan hebat helikopter."Marco! Visual!" teriak seorang lelaki dengan manik biru lautan yang berdiri tegap di pintu palka helikopter tipe kargo tersebut."Negatif, Polo! Tak ada kehidupan!" jawab seorang pria lain dari bangku kemudi helikopter bernama Marco. Mata merahnya yang fokus pada pemandangan di depannya dan tak menyadari bahwa co-pilotnya terlihat begitu tegang.Pria benama Polo tersebut berdecak. Matanya menyipit saat merasakan udara
Read more
MP-2. Irina Tolya
"Iriana Tolya." Praktis, mata semua orang melebar saat gadis yang mereka selamatkan menyebutkan namanya. Polo mendekati gadis itu dan menarik pergelangan tangannya. Gadis itu terdiam ketika jaket hitamnya yang robek dari bagian lengan sebelah kiri di lihat oleh pria bermanik biru tersebut. "Agh!" rintihnya ketika Polo menyayat lengannya yang putih dengan sebuah pisau hingga darahnya menetes. Gadis itu membungkam mulutnya dengan air mata menetes begitu saja. Polo melihat darah gadis itu menyeruak, tapi warnanya merah kehijauan. Mata semua orang yang melihat terbelalak lebar. "Cerita itu benar. Ada seorang gadis yang bisa mengendalikan pengaruh serum 'Monster' dalam tubuhnya. Itu bukan mitos, Polo. Itu kisah nyata!" tegas seorang pria berambut pirang menatap Polo tajam. Polo menghisap darah yang menyeruak itu dengan mulutnya. Semua orang tertegun, tapi seketika, Polo meludah dan mengelap mulutnya dengan kain di lengan baju tempurnya.
Read more
MP-3. The Blue and Red Eyes
Irina tertidur selama proses pemindahan para monster tersebut ke dalam helikopter. Namun, sosok Irina menarik perhatian Marco. Pria bermanik merah tersebut mendekati gadis berambut cokelat ikal, memiliki bulu mata lentik melengkung senada dengan alisnya dan parasnya menunjukkan keramahan bahkan saat memejamkan mata. Pandangan semua pria yang duduk di bangku kini terkunci pada gerak-gerik tak lazim dari saudara kembar Polo. "Dasar psikopat! Hentikan perilaku menjijikkanmu itu!" tegas Polo dari tempat duduknya dengan mata melotot. "Iyuh," ucap seorang pria sampai memejamkan mata karena Marco malah menjilat hidung mancung gadis itu hingga ia terbangun dari tidurnya. "Hah!" kejutnya saat melihat wajah Marco membungkuk di depannya dan mengunci kedua pergelangan tangannya seraya menekannya ke dinding helikopter. Marco menyeringai dan kembali menjulurkan lidah. Para pria memalingkan wajah begitupula Irina yang membungkam mulutnya saat Marco m
Read more
MP-4. Monster
Semua penumpang dalam helikopter panik seketika. Lima lelaki yang terindikasi terkena serum monster kembali mengamuk dan meraung di dalam kantong mayat."Shoot them!" teriak Polo sembari melepaskan seat belt yang menahan perutnya."No! No! No!"DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!Mata Irina terpejam seketika. Ia mengepalkan kedua tangan di depan wajahnya terlihat menahan marah. Namun, gerak-geriknya yang mencurigakan itu, membuat seluruh moncong senapan terarah ke tubuhnya.Akan tetapi, tangis kesedihan yang malah mereka dengar dari gadis cantik itu. Polo menatap Irina yang menangis terisak seperti menyayangkan perbuatan yang mereka lakukan."Hiks! Kalian ingin memusnahkan ras kita, ha? Sudah berapa banyak yang kalian bunuh? Sudah kubilang jika mereka bisa disembuhkan! Ini bukan wabah! 'Monster' tidak menular!" teriaknya dengan air mata sudah mengguyur deras wajah cantiknya seperti hujan lebat di luar."Jika h
Read more
MP-5. Looking for Clues
Polo akhirnya mendatangi saudara kembarnya yang malah memainkan kejantanan salah seorang Monster tersebut dengan ujung pistol dalam genggaman. Irina memalingkan wajah terlihat tak ingin ikut serta dalam pengamatan itu."Darahnya merah kehitaman. Secara logika, dia masih manusia, Polo. Mungkin bisa diibaratkan minyak dan air yang tercampur. Kita harus mencari seorang dokter atau ... profesor, atau ... petugas lab, atau siapapun yang bekerja di dunia medis untuk meneliti mereka. Memisahkan senyawa aneh di tubuh para monster ini. Mungkin, kita bisa menemukan obatnya," ucap Marco menunjuk darah para monster yang tergenang di lantai helikopter."Dokter? Kau berencana mencari ilmuwan di tengah reruntuhan dan hancurnya kota-kota di dunia? Begitu?" tanya Polo menegaskan dan Marco mengangguk cepat."Itu seperti mencari emas dalam kubangan lumpur, Marco. Selama bertahun-tahun, kita mencari manusia hidup dan hanya beberapa yang berhasil kita selamatkan. Tak ada satupun dar
Read more
MP-6. Home
Marco mengambil alih menjadi pemimpin tim kali ini karena Polo dan anggota lainnya tak mau berdebat dengan lelaki bermanik merah tersebut.Irina dan Polo memilih duduk di bangku karena lantai helikopter dipenuhi oleh peta serta perlengkapan komunikasi lainnya. Para anggota tim duduk melingkar mendengarkan instruksi Marco dengan seksama."Bagaimana kau bisa selamat sampai sejauh ini, Irina?" tanya Polo menatapnya curiga."Aku beradaptasi. Aku pernah bertemu pasukan militer sebelumnya saat serangan besar terjadi di Mexico. Aku ikut dalam kelompok mereka sampai ke titik evakuasi. Aku mengamati cara mereka mengunakan senapan, granat, peluncur misil dari RPG dan senjata lainnya. Hingga malam itu, ketika beberapa orang yang selamat akan diseberangkan ke Cuba menggunakan sebuah kapal, kami di serang entah dari mana para monster itu datang. Orang-orang terluka dan tewas," ucapnya terlihat berusaha untuk tetap tegar saat bercerita."Oke, lanjutkan," pinta Polo.
Read more
MP-7. The Red Eye "Marco"
Irina menatap wajah Polo penuh selidik saat pria itu mengatakan hal yang menarik perhatiannya tentang sosok Marco dan kemampuan yang dimilikinya.Mata Irina kembali ke tablet yang menangkap pergerakan Marco saat ia mengendap ke balik semak tanpa diikuti oleh dua pria yang menjaganya.Mata Irina melebar ketika ia melihat pergerakan kameranya seperti sempat kabur beberapa detik lalu kembali jelas dan berubah kabur saat Marco bergerak."Apakah kita mengalami gangguan sinyal?" tanya Irina sembari membenarkan sebuah parabola portabel yang tersambung ke tablet dalam genggamannya."Itulah salah satu kehebatan dari Marco. Dia gesit dan sangat hebat dalam menyelinap. Ia juga bisa mencium bau dari jarak 1 kilometer. Oleh karena itu, dia tertarik padamu. Sepertinya baumu lain dari manusia yang pernah ia temui sebelumnya," sahut co-pilot yang tiarap di atas helikopter, membidik siapapun yang berusaha menyerang timnya."Wow! Apakah ..
Read more
MP-8. Relic of the Past
Wajah semua orang serius seketika."Silent Gold?" sahut Polo seakan tak percaya dengan yang diucapkan oleh Irina dan Marco.Polo segera berdiri dan mendekatkan bilah pedang itu ke bawah cahaya lampu untuk melihat lebih jelas tentang senjata yang ditemukannya."Apa itu Silent Gold?" tanya Robin—pria berkulit hitam—yang ikut mengambil sebuah belati dan menggenggamnya erat."Aku hanya pernah mendengar kisahnya. Namun, ibu dulu mengatakan jika itu sebuah dongeng zaman peperangan. Apa jangan-jangan ... ah! Itu hanya mainan!" pekik Marco menyangkal ucapannya sendiri."Agh!" rintih Polo dan erangannya mengejutkan semua orang."Ada apa? Kau kenapa?" tanya Robin panik dan bergegas mendekati Captain-nya."Oh! Kau berdarah!" pekik Chen. Pria berwajah Asia itu segera membuka tas ransel untuk mengambil perlengkapan medis.Kening Irina berkerut. Ia melihat darah Polo berwarna merah kebiruan. Irina menat
Read more
MP-9. Bunker and Crates
Kesedihan dalam heningnya bunker menyelimuti hati semua orang. Irina berusaha untuk mengendalikan dirinya yang dirundung kesedihan. Marco menatap wajah Irina tajam yang berusaha tegar dengan terus menggergaji gembok untuk membuat suara berisik di dalam ruangan itu.Hingga akhirnya, Marco berhasil membuka seluruh gembok dari peti-peti yang berhasil diturunkan. Lucas dan Chen menyingkirkan peralatan makan mereka untuk bisa melihat lebih jelas isi dari peti-peti tersebut."Ini seperti membuka kado Natal, Polo. Jangan merusak kesenanganku, aku ingin membuka semuanya," ucap Marco dengan keringat membasahi keningnya."Oke, oke," jawab Polo pasrah mengangkat kedua tangan. Irina tersenyum melihat Polo begitu sabar menghadapi tingkah saudara kembarnya.Marco menggosokkan kedua tangan sambil menjulurkan lidah terlihat begitu bersemangat. Ia berjongkok di salah satu peti berwarna hitam yang memiliki tanda titik cet berwarna di bagian penutupnya.KLEK!
Read more
MP-10. Paint
Semua orang terkekeh. Suasana dalam bunker ramai seketika. Polo meminta kepada Marco agar merelakan sepatu yang sudah dipakai oleh Chen dengan dalih pria Asia itu lebih membutuhkannya. "Kau pilih kasih, Polo! Mereka mendapatkan barang bagus, sedang aku hanya menjadi tukang congkel sedari tadi tanpa upah sedikitpun," ucapnya protes. Semua orang menahan tawa. "Hei! Barter kita belum selesai. Aku masih ingin tahu tentang kalian berdua. Aku sangat yakin, jika Marco dan Polo, bukan manusia biasa. Jangan bohong padaku," ucap Irina tegas seraya turun perlahan dari tiang besi tempatnya berpijak. Semua pria di sana ikut menunjukkan wajah serius di mana mereka juga ingin mengetahui lebih dalam tentang dua pria bermanik merah dan biru tersebut. "Wah, kita dikeroyok, Polo. Namun ... aku suka mendengar dongeng. Ceritakan mereka dengan petualangan kita," ucap Marco kembali tersenyum sembari mendatangi sebuah peti untuk melihat isinya. Polo mendesah
Read more
DMCA.com Protection Status