Apa Kelemahan Edo Tensei Terhadap Teknik Penyegelan?

2025-09-09 22:44:11 261

5 Answers

Josie
Josie
2025-09-10 11:45:20
Di satu titik aku selalu merasa sedih melihat tokoh-tokoh yang dipanggil balik oleh teknik seperti 'Edo Tensei', dan itulah kelemahan emosionalnya juga.

Secara teknis, kelemahan utama adalah bahwa keberadaan mereka dibangun di atas ikatan: ikatan jiwa dan ikatan kontrol. Fūinjutsu yang menarget jiwa bisa mencabut mereka dari dunia ini, sementara penyegelan yang memutuskan kontrol sang caster membuat ikatan itu runtuh. Ada juga cara-cara lebih halus seperti memblokir jalur chakra atau menghancurkan komponen ritual yang menjadi tempat bernaungnya teknik itu.

Secara pribadi, aku merasakan sisi moral dari semua ini—penyegelan seringkali berarti mengembalikan orang ke ketenangan yang sebenarnya, meski tampak kejam. Itu memberi dimensi emosional pada strategi; bukan sekadar menang-kalah, tapi juga pelepasan. Dan itu selalu membuatku agak sendu kalau membahasnya.
Violette
Violette
2025-09-11 10:06:02
Ada satu sudut pandang yang selalu kusukai saat menganalisis fiksi: lihat sistemnya seperti kontrak, bukan sekadar tubuh yang hidup lagi. Dalam kerangka itu, 'Edo Tensei' adalah kontrak antara dunia hidup dan dunia kematian — jiwa dilink ke tubuh oleh ritual. Jadi penyegelan yang efektif mesti menarget satu dari dua komponen ini.

Teknik penyegelan yang menempatkan pembatas permanen pada jiwa atau memindahkannya ke dimensi lain akan langsung memutus eksistensi reinkarnasi di dunia normal. Itu alasan kenapa teknik yang mengeksekusi atau mengikat jiwa bekerja bagus. Selain itu, penyegelan yang mengunci atau membangkrutkan sumber ritual (misalnya menghancurkan gulungan, memblokir kata kunci, atau menekan source chakra dari caster) juga dapat merusak ikatan itu.

Kelemahan mendasar lain yang sering tidak dibahas: jika reanimasi masih tergantung pada energi dari luar (pengorbanan, perantara, atau sumber chakra khusus), intervensi pada aliran energi ini sama efektifnya dengan fūinjutsu klasik. Aku selalu menikmati memikirkan kombinasi taktis antara pemutus aliran energi dan penyegelan jiwa — terasa seperti puzzle strategi, dan itu bikin analisaku lebih hidup.
Henry
Henry
2025-09-11 22:43:23
Sulit dipercaya betapa licinnya konsep 'Edo Tensei' kalau ditilik dari sudut penyegelan — tapi memang ada celah besar kalau kamu tahu arah serangannya.

Pertama, secara prinsip 'Edo Tensei' memanggil jiwa dan mengikatnya pada wadah fisik. Itu berarti teknik yang bisa mengunci atau menargetkan jiwa secara langsung punya keuntungan besar. Contoh paling jelas yang saya selalu ingat dari serial 'Naruto' adalah penggunaan Shiki Fūjin (Reaper Death Seal) yang mampu menyedot atau mengurung jiwa sehingga reinkarnasi terpaksa dikembalikan. Jadi, fūinjutsu yang menuntut jiwa secara langsung bisa mem-bypass regenerasi dan keabadian tubuh reanimasi.

Kedua, ada penyegelan yang bekerja bukan pada jiwa, melainkan pada pengendali atau sumber jutsu. Aku masih terkesan saat Itachi memaksa Kabuto membatalkan 'Edo Tensei' lewat jebakan psikologisnya — itu bukan penyegelan literal, tapi taktik untuk membuat caster mencabut ikatannya. Jadi kombinasi antara fūinjutsu jiwa dan metode yang memutus kontrol (mengunci caster atau memaksa pembatalan) adalah cara paling praktis menurutku. Intinya: jangan cuma fokus pada tubuhnya; serang sumber atau jiwa, dan reinkarnasi akan runtuh. Itulah yang selalu membuatku berdebat seru di forum—efektif, elegan, sekaligus tragis.
Kai
Kai
2025-09-12 03:44:15
Secara mekanis aku melihat dua kategori besar ketika membahas kelemahan 'Edo Tensei' terhadap penyegelan: penyegelan jiwa dan penyegelan sumber/kontrak. Penyegelan jiwa adalah metode langsung—kalau kamu punya teknik yang bisa menangkap atau mengurung roh, reanimasi bisa disrupsi total. Itu yang dilakukan oleh jurus-jurus like Reaper Death Seal yang dalam lore benar-benar menahan jiwa.

Di sisi lain, penyegelan sumber menyerang akar: kalau caster dicap atau dipaksa membatalkan, ikatan akan terlepas. Itachi mengimplikasikan pendekatan semacam ini ketika ia memaksa Kabuto mengakhiri tekniknya. Aku sering menyarankan kombinasi kedua pendekatan untuk hasil terbaik: satu tim yang menahan dan men-seal jiwa, satu tim lagi memutus kontrol caster. Kurang lebih begitulah yang saya jelaskan saat berdiskusi; praktis dan berguna dalam situasi lapangan.
Elijah
Elijah
2025-09-14 04:45:47
Ngomong-ngomong, kalau mau gampangnya: pikirkan 'Edo Tensei' kayak boneka yang dijahit dengan benang ajaib. Potong benangnya, bonekanya runtuh.

Untuk aku yang suka solusi praktis, dua hal paling manjur adalah: satu, fūinjutsu yang benar-benar menarget jiwa (bukan cuma menahan tubuh) karena jiwa itu inti reinkarnasi; dua, ganggu atau paksa pembatalan oleh caster. Itachi bikin momen keren waktu itu karena pendekatannya bukan cuma pakai ilmu berat, tapi pakai psikologi—itu menurutku genius.

Jadi intinya: jangan harap bisa mengandalkan pukulan fisik saja. Seal yang mengunci jiwa atau memotong kendali adalah kunci, dan itu selalu jadi topik hangat di obrolan santaiku dengan teman-teman pecinta teori.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Teknik Pijat yang Spesial
Teknik Pijat yang Spesial
IGD rumah sakit. Aku membuka kedua kakiku dan baring di atas ranjang pasien, bagian terluka yang tunggu pemeriksaan terlihat begitu saja. “Dok, aku...aku nggak sengaja memasukkan sesuatu.” Jari yang memakai sarung tangan karet itu masuk ke dalam...... “Aku baru saja mengembangkan teknik pijatan baru yang dapat memberikan efek menenangkan untuk kondisi seperti Anda yang pengembangannya berlebihan. Apakah Anda mau mencobanya?” Melihat wajah tampan dokternya di bawah lampu operasi, aku dengan malu mengangguk kepala.
9 Chapters
Kehidupan Edo yang Menakjubkan
Kehidupan Edo yang Menakjubkan
Kakak iparku ingin punya anak, tapi belum bisa hamil. Aku ingin sekali membantu kakak iparku ....
9.4
1641 Chapters
Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat
Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat
Setelah putriku dinyatakan mengalami kematian otak, suamiku membujukku untuk menandatangani perjanjian donor organ. Aku menderita karena rasa rindu yang begitu menyakitkan, semangat hidupku sudah hampir hancur. Namun secara tidak sengaja, aku menemukan bahwa dokter penanggung jawab yang bernama Sarah, adalah pujaan hati suamiku. Mereka memalsukan laporan dan menyatakan bahwa putriku mati otak, hanya demi membujukku menandatangani perjanjian itu, lalu menipuku untuk memberikan jantung putriku pada putrinya Sarah. Aku menyaksikan suamiku yang mengantar putri Sarah keluar dari rumah sakit. Mereka bertiga tertawa bahagia, seolah-olah mereka adalah sebuah keluarga yang sempurna. Aku pun menghadap mereka, hanya untuk didorong jatuh dari tangga dan mati di tangan suamiku dan pujaan hatinya. Namun aku diberikan sebuah kesempatan lagi, aku kembali ke hari aku menandatangani perjanjian donor itu. Sambil melihat putriku yang terbaring di atas tempat tidur rumah sakit, aku diam-diam bersumpah. Kali ini, demi kamu putriku, aku akan membuat pria dan wanita bajingan itu membayar dengan nyawa mereka.
9 Chapters
Apa Warna Hatimu?
Apa Warna Hatimu?
Kisah seorang wanita muda yang memiliki kemampuan istimewa melihat warna hati. Kisah cinta yang menemui banyak rintangan, terutama dari diri sendiri.
10
151 Chapters
Apa Kamu Kurang Istri?
Apa Kamu Kurang Istri?
Dua minggu sebelum pernikahan, Felix Darmaji tiba-tiba menunda upacara pernikahan kami. Dia berkata, "Shifa bilang kalau hari itu adalah pameran lukisan pertamanya. Dia sendirian saat acara pembukaan nanti. Aku khawatir dia merasa ketakutan kalau nggak sanggup menghadapi situasi itu, jadi aku harus pergi untuk membantunya." "Kita berdua juga nggak memerlukan acara penuh formalitas seperti ini. Apa bedanya kalau kita menikah lebih cepat atau lebih lambat sehari?" lanjut Felix. Namun, ini adalah ketiga kalinya pria ini menunda tanggal pernikahan kami demi Shifa Adnan. Saat pertama kali, Felix mengatakan bahwa Shifa baru saja menjalani operasi. Wanita itu merindukan makanan dari kampung halamannya, jadi Felix tanpa ragu pergi ke luar negeri untuk merawatnya selama dua bulan. Saat kedua kalinya, Felix mengatakan bahwa Shifa ingin pergi ke pegunungan terpencil untuk melukis serta mencari inspirasi. Felix khawatir akan keselamatannya, jadi dia ikut bersama wanita itu. Ini adalah ketiga kalinya. Aku menutup telepon, menatap teman masa kecilku, Callen Harlan, yang sedang duduk di seberang dengan sikap santai. Dia sedang mengetuk lantai marmer dengan tongkat berhias zamrud di tangannya, membentuk irama yang teratur. "Apakah kamu masih mencari seorang istri?" tanyaku. Pada hari pernikahanku, Shifa yang tersenyum manis sedang mengangkat gelasnya, menunggu Felix untuk bersulang bersamanya. Namun, pria itu justru menatap siaran langsung pernikahan putra kesayangan Grup Harlan, pengembang properti terbesar di negara ini, dengan mata memerah.
10 Chapters
APA KABAR MANTAN ISTRIKU?
APA KABAR MANTAN ISTRIKU?
Meli---cinta pertamaku datang kembali setelah aku menikah dan sekantor denganku. Aku merekomendasikannya sebagai penebus rasa bersalah karena sudah meninggalkannya. Kehadiran Meli kerap membuat aku bertengkar juga dengan Hanum---istriku---wanita pilihan ibu, hingga akhrinya dia pergi setelah kata talak terucap membawa dua anakku. Aku kira, setelah dia pergi, aku akan akan bahagia. Namun, entah kenapa, Meli jadi tak menarik lagi. Aku hampir gila mencari Hanum dan keberadaan kedua anakku ditambah tekanan Ibu yang begitu menyayangi mereka. Akhirnya aku menemukannya, tetapi tak berapa lama, justru surat undangan yang kuterima. Hanumku akan menikah dan aku merasakan patah hati yang sesungguhnya.
10
42 Chapters

Related Questions

Bagaimana Naruto Dan Kawan Mengalahkan Edo Tensei?

5 Answers2025-09-09 00:40:55
Gara-gara momen itu, aku selalu terkesima bagaimana satu gerakan psikologis bisa mengubah arah seluruh perang. Dalam versi singkat yang tetap setia pada apa yang terjadi di lapangan, inti cara Naruto dan kawan-kawan menumpas mayoritas pasukan Edo Tensei adalah kombinasi: memutus kontrol pengguna, membatalkan jutsu, lalu menumpas ancaman yang masih bebas. Kabuto pakai 'Edo Tensei' untuk memanggil mayat—itu bikin banyak pejuang bangkit tanpa kehendak sendiri. Kunci kemenangan adalah ketika Itachi memaksa Kabuto menghadapi dirinya sendiri lewat teknik 'Izanami', yang pada akhirnya membuat Kabuto memilih untuk mencabut jutsu itu. Setelah Kabuto mundur, mayoritas mayat yang hidup kembali itu hilang atau kembali ke alam baka, sehingga medan perang langsung berubah. Tapi cerita nggak berhenti di situ. Beberapa ancaman besar seperti Madara dan Momoshiki/Kaguya punya lapisan kompleks sendiri, jadi setelah pembatalan Edo, tim gabungan masih harus bertarung keras—Naruto dan Sasuke, dengan kekuatan dari Hagoromo dan bantuan Sakura serta Kakashi, yang dipadukan taktik dan tenaga kolektif, lalu menumpas ancaman yang tersisa dan menyegel yang paling bahaya. Yang paling memorable bagiku bukan cuma teknik-nya, melainkan kerja tim, pengorbanan, dan cara karakter menutup sirkuit konflik itu. Aku sering membayangkan ulang adegan itu sampai terasa seperti pelajaran strategi dan empati dalam satu paket.

Apa Perbedaan Edo Tensei Dengan Istilah Reanimation?

5 Answers2025-09-09 10:23:44
Bicara soal 'Edo Tensei' versus istilah 'reanimation', aku paling suka mulai dari konteks cerita. Dalam 'Naruto' istilah 'Edo Tensei' itu nama teknik spesifik: jutsu yang memanggil kembali jiwa orang mati ke bentuk tubuh yang tak mudah mati lagi, biasanya berwujud tubuh yang kuat dan bisa dipaksa tunduk pada pengguna. Intinya, 'Edo Tensei' adalah mekanik dunia, lengkap dengan aturan—butuh sampel DNA/jenazah atau materi tubuh, jutsu pemanggil, dan biasanya semacam segel atau ritual untuk mengikat jiwa itu. Kalau kata 'reanimation' sering dipakai lebih luas di terjemahan Inggris; kadang orang pakai itu sebagai padanan 'Edo Tensei', tapi bisa juga merujuk pada segala macam metode menghidupkan kembali, dari yang permanen sampai yang cuma meniru kehidupan. Misalnya, teknik yang benar-benar mengembalikan kedudukan hidup seperti 'Rinne Tensei' jelas beda: itu bukan mayat yang diikat jadi alat tempur, melainkan mengembalikan nyawa dengan konsekuensi besar bagi pengguna. Jadi gampangnya, kalau kamu ngobrol di forum dan orang bilang 'reanimation', cek konteksnya—apakah mereka bicara teknik spesifik yang punya aturan (itu 'Edo Tensei'), atau bicara konsep umum mengembalikan orang mati (itu penggunaan 'reanimation' yang lebih longgar). Itulah yang sering aku jelasin ke temen-temen biar nggak salah kaprah.

Bagaimana Cara Membebaskan Jiwa Dari Edo Tensei?

5 Answers2025-09-09 05:11:43
Langsung aja: ada beberapa cara yang sering muncul di cerita untuk membuat jiwa yang terikat oleh edo tensei bisa tenang lagi. Pertama, cara paling langsung adalah pembatalan oleh si pemanggil sendiri. Edo tensei pada dasarnya adalah jutsu yang memanggil kembali jiwa dari dunia lain dan mengikatnya ke tubuh. Kalau pemanggilnya melepaskan teknik itu atau dibujuk/ditaklukkan supaya mencabut kendali, jiwa-jiwa itu biasanya bisa kembali ke alam semula. Contoh ikoniknya waktu 'Izanami' dipakai untuk memaksa pemanggil membatalkan jutsu, dan akhirnya para terikat bisa pergi. Kedua, ada metode segel: beberapa teknik penyegelan besar mampu memaksa jiwa tetap terikat atau malah mengurungnya ke tempat lain sehingga tidak lagi jadi boneka. Teknik paling ekstrem yang sering disebut adalah 'Shiki Fujin' atau Reaper Death Seal—itu menutup rapat jalan jiwa, tetapi punya konsekuensi berat bagi penggunanya. Ketiga, dari sudut moral, kadang membebaskan jiwa bukan soal teknik melainkan pilihan: mencegah orang memanfaatkan mereka lagi, menegakkan keadilan pada pemanggil, atau memberikan upacara supaya roh bisa tenang. Aku selalu ngerasa, selain aspek teknik, ada sisi humanis yang penting—mengembalikan martabat pada yang sudah dipakai sebagai alat. Itu bikin cerita terasa lebih bermakna bagiku.

Bagaimana Edo Tensei Bekerja Dalam Dunia Naruto?

4 Answers2025-09-09 08:36:19
Kalau dipikir dari sudut teknis, cara kerja 'Edo Tensei' itu kayak sistem rekrutmen jiwa paksa yang super rumit—dan agak mengerikan kalau mau jujur. Aku selalu terpukau sama betapa detailnya mekanik dalam 'Naruto': si pengguna memanggil kembali roh-roh dari alam kematian (Pure World) lalu mengikat mereka ke tubuh hidup yang sudah disiapkan sebagai wadah. Tubuh itu biasanya dibentuk ulang menggunakan sampel DNA, abu, atau bagian tubuh korban sehingga penampilan fisiknya mirip almarhum. Setelah jiwa terikat, dia balik jadi entitas hidup lagi yang punya seluruh ingatan, kemampuan, dan chakra yang dimiliki saat hidup. Keunggulannya: regenerasi ekstrem, stamina tak terbatas, dan akses ke jutsu khas si almarhum—termasuk kemampuan darah dan kekkei genkai. Tapi ada syarat besar: pengendali bisa memaksakan kehendak, sehingga si reanimated jadi pasukan, kecuali pengendalian itu dilepas atau si jiwa menolak. Versi klasik diciptakan oleh Tobirama, lalu Kabuto mengembangkan versi yang jauh lebih kuat. Intinya, teknik ini kuat gila tapi berbau terlarang dan penuh konsekuensi moral. Aku masih suka merenung soal batas antara hidup-mati setiap kali menontonnya.

Bagaimana Reaksi Aliansi Ninja Terhadap Edo Tensei?

3 Answers2025-09-09 06:12:59
Ketika kubayangkan kembali momen itu di medan perang, jantungku masih berdebar kencang—Edo Tensei langsung mengubah suasana jadi kelam dan tak terduga. Dari sudut pandangku yang masih terpesona sama cerita, reaksi awal aliansi ninja adalah campuran ketakutan dan kekaguman: orang-orang melihat sekumpulan pejuang legendaris yang sudah mati muncul lagi, dan ada bisik-bisik kagum soal seberapa kuat mereka. Tapi kagum itu cepat pudar ketika realitas berkutat pada fakta: musuh sekarang punya pasukan yang tak mati. Ada yang membeku bingung, ada yang panik karena tak tahu teknik apa yang efektif, dan ada yang langsung mencoba menilai taktis—siapa yang paling berbahaya, siapa harus dinetralkan dulu. Di sisi lain, dari perspektif yang lebih pragmatis, aku merasakan ada kesiapan mental yang aneh di antara para pemimpin. Mereka buru-buru mengoordinasikan formasi, mencoba menyesuaikan strategi untuk menghadapi lawan yang seolah tak bisa ditumbangkan dengan cara biasa. Ada juga unsur moral yang membuat beberapa anggota aliansi terpaku: menghadapi wajah-wajah yang dulu mereka hormati tapi kini dikendalikan musuh, itu menyakitkan—beberapa pahlawan terlihat meneteskan air mata karena harus menyerang 'bayangan' orang yang mereka kenal. Reaksi aliansi bukan cuma soal kekuatan, tetapi soal beban emosional saat berperang melawan kematian yang dipaksakan oleh ilmu terlarang. Akhirnya, meski ngeri, itu memaksa mereka jadi lebih solid dan lebih cepat mengambil keputusan, karena jika berlama-lama mereka yang kalah akan habis dibantai. Aku masih teringat betapa sendu dan getir suasana itu dalam 'Naruto' ketika Edo Tensei dimainkan sebagai kartu licik oleh musuh.

Bagaimana Edo Tensei Memengaruhi Kondisi Tubuh Yang Dihidupkan?

5 Answers2025-09-09 02:41:45
Gak pernah bosen ngulik hal ini: kalau dipikir-pikir 'Edo Tensei' itu merombak konsep tubuh dan jiwa jadi sesuatu yang aneh banget. Secara fisik, tubuh yang dihidupkan lagi lewat teknik ini hampir seperti kembali dari lembaran sejarah: luka–luka besar yang dulu bikin mati bisa nggak keliatan lagi, karena tubuhnya diberi kemampuan regenerasi yang ekstrim. Dalam momen perwujudan, jaringan dan sel tampak 'dikunci' dalam mode pemulihan terus-menerus—sehingga potongan anggota tubuh, robekan, atau bahkan kepala yang hancur bisa tumbuh kembali seolah nggak pernah rusak. Itu juga alasan kenapa mereka nggak kelelahan normal: metabolisme dipertahankan oleh energi jutsu, bukan kebutuhan biologis biasa. Tapi yang bikin deg-degan adalah keseimbangan antara kendali si pemanggil dan kehendak si yang dihidupkan. Jiwa yang dipanggil masih punya ingatan, emosi, dan rasa sakit, tapi seringkali berada di bawah pengaruh kuat si penyihir. Ada juga faktor seperti sumber materi tubuh—kadang tubuh direkonstruksi dari DNA lama atau sel khusus yang membuatnya tampil di kondisi prima, jadi wujud fisiknya bisa berbeda dari saat dia meninggal. Intinya, tubuhnya hidup, tapi bukan lewat cara yang alami; itu lebih mirip boneka biologis yang diberi napas sejarah, lengkap dengan semua konsekuensi moralnya. Aku suka bagaimana elemen ini bikin cerita terasa berat dan reflektif, bukan cuma pertunjukan kekuatan semata.

Siapa Yang Menciptakan Edo Tensei Di Cerita Naruto?

5 Answers2025-09-09 19:00:19
Masih terbayang jelas di kepalaku bagaimana momen 'Edo Tensei' pertama kali dijelaskan dalam 'Naruto'—itu bikin merinding sekaligus meresahkan. Kalau disingkat: pencipta asli teknik itu adalah Tobirama Senju, Hokage kedua. Dalam cerita, dia yang mengembangkan konsep reinkarnasi paksa untuk memanggil kembali jiwa-jiwa dan mengikatnya ke tubuh hidup. Gaya Tobirama memang ilmiah dan dingin; dia menciptakan beberapa teknik yang kontroversial demi stabilitas desa, dan 'Edo Tensei' termasuk yang paling problematis karena menyentuh area kematian dan kehendak jiwa. Satu hal yang selalu kutekankan ketika ngobrol soal ini: meski Tobirama penciptanya, versi yang kita lihat (terutama saat Kabuto dan Orochimaru memakainya) jauh berbeda dari orisinalnya. Orochimaru mendapat ilmunya dari catatan Tobirama, lalu Kabuto memodifikasi lagi sampai bisa mengendalikan ribuan mayat dengan DNA modern. Jadi kredit teknisnya untuk Tobirama, tapi evolusi dan penggunaan masifnya itu hasil tangan-tangan lain. Aku masih suka mikir soal garis tipis antara ilmu dan etika di situ.

Mengapa Edo Tensei Bisa Menghidupkan Shinobi Yang Mati?

5 Answers2025-09-09 16:42:20
Aku masih dibuat takjub setiap kali memikirkan bagaimana kemampuan itu bekerja dalam kisah 'Naruto'. Dari sudut pandang yang lebih nostalgia, prinsip dasarnya cukup simpel tapi kelam: Edo Tensei memanggil kembali jiwa yang sudah pergi dan menempatkannya ke dalam badan fisik yang dibuat oleh caster. Biasanya diperlukan bahan tubuh sebagai wadah—dulu teknik ini memakai korban hidup sebagai hosting, tapi kemudian perkembangan seperti yang dilakukan Kabuto memungkinkan penggunaan jenazah yang dibentuk ulang dengan sel tertentu (misalnya sel-sel yang kuat seperti milik Hashirama) sehingga mereka jadi hampir tak bisa mati dan bisa bertempur tanpa henti. Yang membuatnya terdengar seperti sihir adalah elemen pemanggilan jiwa: teknik ini menarik roh dari 'dunia lain' dan memaksa mereka kembali ke tubuh sementara, lalu mengikatnya supaya patuh. Karena jiwa-jiwa ini masih mempunyai ingatan, kepribadian, dan chakra, mereka bertindak persis seperti shinobi yang pernah hidup—hanya saja tubuh mereka bukan lagi asli dan sering kali berada di bawah kendali caster sampai dilepaskan. Aku suka betapa tragis dan menantangnya konsep ini: hidup kembali, tapi bukan sepenuhnya merdeka.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status